MAJALENGKA - Hewan kurban yang disembelih di Kabupaten Majalengka dinyatakan sehat dan layak untuk dikonsumsi.
Petugas Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3), drh Kresna Nurdin, menyatakan bahwa sapi yang dipotong untuk kurban di pendopo bupati, kodim, dan sejumlah lokasi pemotongan hewan kurban berdasarkan pemeriksaannya dinyatakan sehat dan layak konsumsi.
"Secara keseluruhan, hewan kurban yang dipotong sehat berdasarkan pemeriksaan antemortem (sebelum dipotong) tidak menunjukkan tanda-tanda sakit, dan hasil pemeriksaan postmortem (setelah dipotong) tidak ditemukan cacing hati," kata drh Kresna saat ditanya Radar di sela pemeriksaan hewan kurban di Rumah Tahfidz Tanziilul Kariim (RTTK) Kelurahan Majalengka Kulon, Senin (17/6).
Dokter Kresna menyarankan agar hewan kurban cukup umur dan sehat, serta terlebih dahulu diperiksa oleh petugas kesehatan hewan.
BACA JUGA:Coblos Ulang TPS 62 Pegambiran Kota Cirebon Dilaksanakan 29 Juni 2024
Sementara itu, Ketua Panitia Kurban Rumah Tahfidz Tanziilul Kariim (RTTK) Majalengka, Ustad Enday Jayani, Al Hafidz, menyebutkan ada 4 sapi dan 5 ekor kambing yang dipotong di RTTK tahun ini.
Menurut Ustad Enday, setiap mudhohi atau pengkurban mendapatkan jatah 5 kg daging sapi dan 25 paket gantingan masing-masing 300 gram untuk dibagikan kepada keluarga atau tetangga pengkurban.
“Kami juga membagikan daging kurban kepada warga sekitar rumah tahfidz, meski tidak seluruhnya kebagian,” ujar Ustad Enday yang diiyakan oleh Pembina RTTK, Hj Lilis Lina Naoralit, SAg.
Ditambahkan oleh Ustad Enday, pelaksanaan kurban kali ini tanpa dihadiri Ketua Dewan Pembina RTTK, Nurhanudin, karena sedang melaksanakan ibadah haji.
BACA JUGA:Asuransi Astra Raih Penghargaan Indonesia Best Living Legend Company in Managing Innovation
Sementara itu, seorang peserta qurban di RTTK asal Kelurahan Munjul Kecamatan Majalengka, Indah Susanti, mengaku setiap tahun mengikuti qurban di RTTK karena sesuai dengan hati nurani dan syariat Islam.
Menurutnya, meskipun anaknya sudah alumni RTTK dan kini sudah di pondok, ia tetap memilih kurban di RTTK.
“Kami senang qurban di RTTK karena hewan selalu diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan dan sebagai mudhohi mendapatkan 5 kg daging sapi plus 25 kantingan untuk tetangga atau keluarga,” ujarnya. (ara)