Kebiasaan Merokok Masyarakat Kabupaten Cirebon

Minggu 09 Jun 2024 - 15:46 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Ini yang konon membuat BPJS tekor, karena pemasukannya lebih kecil dari pengeluaran. Alasan inilah yang membuat para praktisi kesehatan menyuarakan agar pemerintah lebih berani lagi menaikan cukai rokok. 

TEMBAKAU DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA

Salah satu studi WHO mengemukakan bahwa para perokok aktif dan pasif  menghabiskan 1,4 juta dollar untuk biaya yang berhubungan dengan rokok, seperti untuk membeli rokok, berobat, waktu kerja dan upah yang hilang karena sakit akibat rokok, biaya karena paparan rokok, dan lain sebagainya. Angka yang sangat fantastis. Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah masyarakat menghabiskan banyak uang untuk merokok?

BACA JUGA:Sebagai Pemenang Pemilu, Kader Dorong PDIP Usung Paslon dari Internal

Mari kita lihat data BPS tentang pengeluaran masyarakat. Dalam Survei Susenas, BPS mencatat pengeluaran dalam dua kategori, yaitu makanan dan non makanan.

Pengeluaran untuk rokok dimasukan kedalam kategori makanan. Tapi sebelum membahas pengeluaran terkait rokok, kita lihat dulu data survey Susenas Maret 2023 tentang banyaknya penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok di Kabupaten Cirebon.

Angkanya cukup mencengangkan yaitu sebesar 31,07 persen. Meskipun turun dari tahun lalu yang sebesar 32,52 persen, angka persentase ini masih cukup mengkhawatirkan.

Bisa dikatakan hampir sepertiga penduduk 15 tahun keatas di Kabupaten Cirebon adalah perokok. Dan rata-rata pada tahun 2023 ini, mereka menghabiskan 68,93 batang rokok dalam seminggu.

BACA JUGA:Warga Demo Tarif PBB, Pj Walikota Cirebon Tegaskan Jalan Terus

Kabar baiknya, angka ini menurun dari tahun lalu. Tahun lalu masyarakat Kabupaten Cirebon rata-rata mereka menghabiskan 73,55 batang rokok dalam seminggu. 

Dalam konsep BPS, pada survey Susenas Maret 2023, kondisi perekonomian masyarakat dibagi kedalam tiga golongan/lapisan berdasarkan kelompok pengeluaran, yaitu 40 persen terbawah, 40 persen tengah, dan 20 persen teratas.

Pada lapisan 40 persen terbawah, ada 28,15 persen penduduk usia 15 tahun yang merokok, sedangkan pada golongan 40 persen menengah ada 32,52 persen penduduk usia 15 tahun yang merokok, dan pada golongan 20 persen teratas ada 33,37 persen persen penduduk usia 15 tahun yang merokok. 

Melihat data ini, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi golongan kelompok pengeluaran, maka semakin tinggi persentase penduduk usia 15 tahunnya yang merokok.

BACA JUGA:Kasus Vina Cirebon, Da'i Bachtiar Meluruskan Berita-berita Keliru di Medsos

Uniknya, hal berbeda ditemui pada data jumlah batang rokok yang dihabiskan pada ketiga kelompok pengeluaran. 

Jika kita melihat per kelompok pengeluaran, maka golongan 40 persen terbawah justru menghabiskan batang rokok terbanyak, yaitu rata-rata 71,85 batang per minggu.

Tags :
Kategori :

Terkait