Bebas stunting dan bebas biaya pendidikan hingga perkuliahan menjadi program prioritas Partai Gelora Indonesia jika memenangkan Pemilu 2024. Artinya, Partai Gelora fokus kepada pembangunan SDM untuk bisa membuat Indonesia sebagai negara maju.
Hal itu dikatakan Sekjen DPN Partai Gelora Indonesia, H Mahfuz Sidik MSi. Pada masa kampanye ini, kata Mahfuz Sidik, pihaknya tidak melakukan kampanye dengan pengerahan massa. "Kami fokus memperkuat kerja caleg di tiap dapil, door to door, pemasangan atribut, dan membentuk timses caleg sampai ke tingkat relawan TPS," ujarnya, kemarin.
Pihaknya juga tetap mengkampanyekan pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran, di samping mengkampanyekan para caleg Partai Gelora. “Kami memadukan kerja pilpres dengan pileg. Semua caleg, pengurus partai, kader, selain mengkampanyekan partai dan caleg, juga mengkampanyekan Prabowo-Gibran. Jadi ini satu kesatuan. Makanya dari atribut Partai Gelora, pasti ada foto Prabowo-Gibran," tuturnya.
Pihaknya mempunyai program biaya pendidikan gratis hingga kuliah jika Partai Gelora memenangkan Pemilu 2024. “Terkait isu yang dibawa Partai Gelora, untuk nasional kita fokus kuliah gratis. Kami berpandangan kalau Indonesia ingin bisa mendapatkan dari bonus demografi tahun 2035, maka orang-orang muda harus difasilitasi pendidikannya untuk bisa tuntas sampai perguruan tinggi. Dan itu hanya mungkin kalau pemerintah mengambil kebijakan menggratiskan kuliah minimal perguruan tinggi negeri atau swasta yang disubsidi secara maksimal," ungkapnya.
BACA JUGA:Eti Herawati Komitmen Tuntaskan Kerja
Gratis biaya pendidikan hingga perguruan tinggi, kata Mahfuz Sidik, sudah dilakukan oleh berbagai negara maju. “Saya kira itu bukan sesuatu yang bombastis karena negara-negara maju sudah menerapkan itu. Banyak yang kuliah itu sudah gratis, bukan hanya sampai SD, SMP, SMA saja, tetapi sampai kuliah," ungkapnya.
Ia mengatakan keuangan negara saat ini sangat mampu untuk bisa membiayai pendidikan gratis hingga perguruan tinggi. “Dari sisi keuangan negara sangat mungkin kalau kita bisa melakukan pengaturan ulang alokasi anggaran. Itu sangat mungkin. Investasi sumber daya manusia itu adalah pra syarat kalau kita ingin bertransformasi menjadi negara maju. Jepang dan Cina membuktikan itu," ungkapnya.
Pembangunan SDM, lanjutnya, harus dilakukan sejak masih dalam kandungan. Ini sekaligus upaya mencegah
angka stunting di Indonesia. “Kasus anak yang kurang gizi, kurang nutrisi, ini bahkan sejak mereka di dalam kandungan. Itu mempengaruhi kualitas mereka ketika sudah tumbuh dewasa," ujarnya.
BACA JUGA:Rekonstruksi Ulang Proyek Lanjutan
Maka, sambungnya, pemberian makanan bergizi harus dilakukan kepada ibu hamil dan balita. “Pemberian susu, telur, daging untuk ibu hamil termasuk juga untuk balita, karena kita ingin pastikan calon-calon bayi Indonesia ini betul-betul berkecukupan secara gizinya," tuturnya.
Program ketiga yang juga prioritas yakni pengentasan buta huruf Alquran. "Kita ini masyarakat agamis mayoritas muslim. Kita ini harus menjadi bangsa besar yang berpengetahuan dan memahami agamanya dengan baik dan benar. Dan untuk bisa memahami agama dengan baik dan benar terbebas dari faham yang keliru itu harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia harus memiliki kemampuan baca dan menulis Alquran," ujarnya.
Pendidikan umum harus juga mengajarkan baca tulis Alquran bagi siswa muslim. “Makanya salah satu program prioritas Gelora adalah memberantas buta huruf Alquran dengan cara pendidikan baca tulis Alquran sejak usia dini. Jadi nanti setiap anak Indonesia yang muslim tidak ada lagi yang tidak bisa membaca dan menulis Alquran," tandasnya. (den)