Oleh: Indah Rahmania*
KETIKA mendengar kata matematika, masih sering kita temukan siswa di sekolah dari berbagai tingkatan akan memberikan reaksi dengan mengatakannya sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami.
Hal ini disebabkan karena matematika adalah mata pelajaran yang membutuhkan pemikiran yang sistematis dan kritis selama proses pembelajaran.
Seperti dari asal usulnya bahwa matematika berasal dari Bahasa Yunani Kuno yaitu mathema yang berarti pengetahuan, pemikiran, pengkajian dan pembelajaran, maka matematika dapat disebut sebagai suatu bidang ilmu yang mencakup topik bilangan (aritmatika), rumus dan struktur (aljabar), bangun ruang (geometri) dan besaran serta perubahannya (kalkulus).
Siswa seringkali mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika yang abstrak dan menerapkan konsep tersebut dalan kehidupan nyata.
BACA JUGA:PDIP Majalengka Sambut Obor Api Perjuangan
Guru matematika adalah salah satu sosok yang berperan penting dalam proses pembentukan pemahaman siswa terhadap materi dan konsep matematika.
Guru dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menjadi fasilitator yang baik agar siswa dapat belajar dan memahami matematika sehingga dapat menerapkan dan mengaitkannya dengan konsep yang lain.
Proses pembelajaran yang baik membutuhkan guru yang melakukan pendekatan pengajaran yang inovatif dan efektif serta kreatif untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika siswa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa situasi belajar di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan penerimaan siswa terhadap suatu konsep matematika.
BACA JUGA:Honor RT/RW Masih Minim
Salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh guru adalah dalam bentuk melakukan sebuah penelitian klinis.
Apa itu penelitian klinis? Mendengar kata klinis tentu akan mengingatkan kita tentang dunia kesehatan, karena memang penelitian klinis dalam pembelajaran matematika bisa dikatakan menggunakan metode yang sama dengan metode penelitian klinis di bidang medis.
Guru sebagai peneliti melakukan observasi yang detail pada siswa sebagai subjek untuk mendiagnosis masalah pembelajaran matematika yang terjadi dan melakukan intervensi dengan cara yang mendukung pengembangan pemahaman matematika tersebut.
Penelitian klinis merujuk pada pendekatan yang lebih luas, yang berfokus pada pengumpulan dan analisis data tentang bagaimana siswa belajar matematika dalam kondisi yang terkontrol atau terstruktur dengan baik.
BACA JUGA:Penuhi Kriteria dari BPK