Oleh: Nani Suryani SPd
PARA pembaca budiman, dalam kehangatan mentari Sunyaragi, saya dan sekelompok siswa berdiri di tengah megahnya Goa Sunyaragi Cirebon.
Suasana sejarah terasa kental di udara, menyentuh setiap batu dan rerumputan yang merekah di celah-celahnya. Saya mengawali diskusi dengan pertanyaan sederhana, "Bagaimana kira-kira Cirebon ini 20 tahun mendatang?"
Sambil menunjuk tumpukan batu yang tersusun unik, saya mulai menguraikan bagaimana setiap batu di Goa ini, yang bukan sekadar saksi bisu masa lalu saja, tetapi juga inspirasi untuk masa depan.
“Kita berada di titik di mana sejarah dan masa depan bertemu," kata saya, mengajak mereka untuk memandang sekeliling dan merenungkan perubahan yang mungkin terjadi.
BACA JUGA:Kaum Bapak Perlu Paham Stunting
Saya berbicara tentang pentingnya melestarikan warisan budaya, sambil menggali ide-ide mereka tentang inovasi dan perkembangan kota. "Bagaimana kita dapat memadukan kearifan lokal dengan teknologi modern?" tanya saya, memancing pikiran mereka.
Saat berjalan mengelilingi area Goa bersejarah itu, saya menunjukkan contoh bagaimana agama dan kepercayaan telah membentuk Cirebon, dan bagaimana ini akan terus berperan dalam membentuk identitas kota. Saya mengajak mereka untuk membayangkan sebuah Cirebon yang berkembang, di mana tradisi dan modernitas berpadu, menciptakan harmoni antara masa lalu dan masa depan.
"Sekarang, bayangkan, apa peran kita, sebagai generasi muda, dalam menciptakan masa depan Cirebon yang kita impikan ini?" Siswa-siswa yang perempuan tampak berpikir kuat, mata mereka bersinar dengan refleksi dan harapan, melihat ke arah cakrawala di mana sejarah dan masa depan bertemu.
Sebenarnya, saat ini di Negara kita ada acara dan program seperti Konferensi Tech in Asia dan Jakarta Smart City, yaitu Forum yang membahas tentang teknologi di kota-kota. Ada juga tempat seperti Block71 Jakarta yang membantu bisnis baru yang menggunakan teknologi untuk kota.
BACA JUGA:Inilah 10 Jalan Utama di Kabupaten Indramayu yang Harus Steril dari APK
Program seperti Gerakan 100 Smart City dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong kota-kota Indonesia, termasuk Cirebon, untuk mengadopsi solusi teknologi pintar. Inisiatif ini membuka peluang bagi Cirebon sebagai kota kita untuk memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan ekonomi dan budayanya, sekaligus menjaga warisan dan tradisi lokal.
Forum dan inisiatif ini memberikan wawasan dan solusi mengenai bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengatasi tantangan perkotaan dan budaya saat ini dan di masa depan.
Cirebon, sebuah kota bersejarah di Jawa, menghadapi dekade mendatang dengan prospek menarik dan tantangan unik. Salah satu fokus utama adalah peningkatan pariwisata budaya dan religi.
Dalam dua dekade berikutnya, kota ini berpotensi menjadi pusat pariwisata yang menonjolkan warisan budaya dan sejarah Islam. Pengembangan infrastruktur pariwisata, termasuk hotel bertema dan restoran yang menawarkan masakan lokal, diproyeksikan untuk meningkat.
BACA JUGA:NCW Sebut Indonesia Dalam Kondisi Darurat Korupsi