CIREBON – Memasuki musim kemarau sehingga debit air tanah mulai berkurang, Pj Walikota Cirebon menyerahkan bantuan berupa pompa air dari Kementerian Pertanian kepada 8 kelompok tani di Kota Cirebon.
Penyerahan pompa air dilakukan di Kelompok Tani Sipadu Sejahtera RW 12 Sirandu, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, pada Rabu 8 Mei lalu.
Total ada 8 pompa air yang diserahkan kepada kelompok tani di Kota Cirebon.
Pj Walikota Cirebon, Drs Agus Mulyadi, menjelaskan penyerahan pompa air kepada kelompok petani ini bertujuan untuk mendukung pertanian di Kota Cirebon agar hasilnya menjadi lebih optimal.
Dengan adanya pompa air ini, petani dapat mempercepat proses tanam, meningkatkan hasil panen, serta mengatasi masalah kekeringan.
Bantuan pompa air ini diprioritaskan untuk kelompok-kelompok tani yang memiliki lahan sawah tadah hujan, sehingga ketersediaan air untuk pertanian tercukupi.
Melalui penggunaan pompa air ini, diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi.
“Semoga hasil pertanian dan indeks pertanaman padi meningkat,” ujarnya.
Ia mengatakan pompa air ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian sehingga berdampak positif pada peningkatan penghasilan dan pendapatan masyarakat.
Hal ini merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi dengan meningkatkan produktivitas.
Bantuan pompa air ini diberikan berdasarkan permohonan, dan 8 pompa air untuk kelompok tani di Kota Cirebon merupakan bagian dari 5.000 pompa air yang diserahkan Kementerian Pertanian di Provinsi Jawa Barat.
Terkait operasional penggunaan pompa air, Agus menjelaskan bahwa tanggung jawabnya diserahkan kepada kelompok tani, termasuk pemenuhan bahan bakar minyak (BBM) yang difasilitasi untuk memperoleh subsidi, dengan syarat ada rekomendasi dari DKPPP.
“Kelompok tani yang menerima bantuan pompa air ini diharapkan dapat memanfaatkannya dengan baik,” tandasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Hj Elmi Masruroh SP MSi, menjelaskan bahwa di Kota Cirebon saat ini terdapat 83 hektare sawah tadah hujan, tetapi hanya 66 hektare yang memenuhi persyaratan untuk menerima bantuan pompa air.
“Pompanisasi ini diharapkan dapat meningkatkan IP padi dari satu kali menjadi dua kali atau bahkan tiga kali tanaman dalam setahun,” pungkasnya. (abd)