CIREBON - Memasuki musim panen padi, Bulog Cabang Cirebon terus meningkatkan serapan beras dari petani di wilayah kerjanya yang meliputi Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan.
Dalam satu bulan terakhir, Bulog Cirebon berhasil membeli beras hasil panen petani hingga hampir 20 ribu ton. Jumlah tersebut hampir mencapai 50 persen dari target serapan beras tahun 2024, yang direncanakan sekitar 41.482 ton.
Kepala Bulog Cabang Cirebon, Imam Firdaus Jamal, menjelaskan bahwa pihaknya mulai melakukan optimalisasi penyerapan beras ke produsen sejak awal April, ketika para petani di empat daerah yang masuk wilayah kerja Bulog Cirebon memasuki masa panen.
Per tanggal 29 April, jumlah beras yang telah dibeli dari petani mencapai 19.864 ton.
“Alhamdulillah, per akhir April ini, serapan Bulog Cirebon telah mencapai hampir 50 persen dari target serapan selama tahun 2024,” ujarnya.
Dengan demikian, di akhir April 2024, Bulog Cabang Cirebon optimistis bisa mencapai 50 persen dari target tahun 2024.
Saat ini, stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog di wilayah Cirebon, Majalengka, dan Kuningan mencapai 29.865 ton. Stok tersebut didominasi oleh produksi beras dalam negeri, dengan hanya sebagian kecil beras hasil impor atau pengadaan luar negeri.
Imam mengatakan bahwa pihaknya akan terus mempercepat penyerapan beras di bulan Mei, karena sebagian besar lahan pertanian di wilayah kerjanya masih banyak yang memasuki masa panen.
Bahkan, Bulog tetap membuka layanan pada hari Sabtu dan Minggu, dengan proses pembayaran yang berlangsung hingga jam 10 malam setiap hari.
“Potensi penyerapan harian kita selama beberapa minggu terakhir bisa mencapai 1.500-2.000 ton per hari. Bulan Mei, masa panen di wilayah Bulog Cirebon masih berlanjut, sehingga masih ada potensi penyerapan harian yang sama tingginya seperti pada bulan April,” tuturnya.
Sesuai arahan Badan Pangan Nasional melalui Keputusan Bapanas No. 167 Tahun 2024, Bulog membeli beras hasil produksi petani ini dengan harga fleksibel. Harga fleksibilitas untuk beras yang biasanya dibeli dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp9.950 per kilogram, kini ditingkatkan menjadi Rp11.000 per kilogram.
“Langkah ini diterapkan untuk menjaga agar petani atau produsen tetap mendapatkan keuntungan yang layak. Dengan demikian, fokus pemerintah pada masa panen ini lebih terarah pada stabilitas harga bagi para produsen,” tambahnya. (azs)