"Almaghfurlah KH Abdul Chalim itu orang yang sangat paham isi kitab _ainul adab wa siyasah_ karangan Syekh Hadzil, salah satu ulama abad 8 Hijriyah. Beliau memahami dan menerapkan moderasi beragama dan berpolitik sebagaimana tertuang dalam kitab tersebut," terang Prof Usep.
Lebih lanjut Prof Usep menjelaskan bahwa KH Abdul Chalim mengusung moderasi beragama dalam hal saling hormat menghormati antar penganut Mazhab yang berbeda-beda, sedangkan dalam hal moderasi berpolitik, KH Abdul Chalim mengusung keseimbangan politik dan agama.
"KH Abdul Chalim itu tidak membenarkan adalah politisasi agama, namun Beliau mengusung politik kelembutan," tambah Prof Usep.
BACA JUGA:Masa Kampanye Pemilu, Panwaslu Kuningan Tekankan Hal Ini
Putra Pahlawan Nasional sekaligus Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Prof Dr Asep Saifuddin Chalim MA menyampaikan ucapan terimakasih yang kepada pemerintah kabupaten Majalengka dan seluruh pihak yang telah mendukung dan mendoakan Abah Beliau sebagai Pahlawan Nasional.
"Saya sangat bangga dan bahagia, hari ini Ibu/Bapak berkenan hadir untuk melahirkan rasa syukur atas gelar pahlawan untuk Abah saya. Ini sebagai bukti bahwa dengan keinginan luhur dan cita-cita yang tinggi, insyaallah apa yang kita harapkan akan dikabulkan Allah SWT," tandas Prof Asep.
Sebagaimana diketahui, KH Abdul Chalim Leuwimunding ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada tanggal 10 November 2023 lalu. KH Abdul Chalim Leuwimunding merupakan pendiri NU dan pejuang kemerdekaan asal Leuwimunding, kabupaten Majalengka. (ono)