CIREBON - Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kota Cirebon tuntas di gelar selama Ramadan.
Pemerintah Daerah Kota Cirebon berharap kegiatan GPM ini dapat pengendalian inflasi.
Tetapi pendapat berbeda disampaikan kalangan Akademisi Untag Jakarta, Dr Cecep Suhardiman SH MH ini.
BACA JUGA:Razia Lapas Jelang Lebaran
Ia menilai bazar pangan murah yang digelar selama ini justru lebih banyak mempertontonkan kemiskinan masyarakat Kota Cirebon.
“Antrean panjang seperti mempertontonkan kemiskinan Kota Cirebon"
“Saya menyarankan bazar murah tempatnya di masing-masing RW saja,” usulnya.
BACA JUGA:MTsN 2 Berbagi kepada Sesama
"Pemda Kota Cirebon merasa berhasil menekan inflasi dengan cara membuat warga mengantre panjang,” ujar mantan anggota DPRD Kota Cirebon tersebut.
Cecep mengatakan, antrean panjang hingga warga berdesakan dan menimbulkan kericuhan seperti saat di lapangan Kebon pelok Kelurahan Kalijaga, menunjukkan pemda lebih senang melihat warga antre panjang, dibandingkan dengan masyarakat mendapatkan sembako murah tanpa harus antre.
Mestinya, kata Cecep, kalau memang ingin menekan inflasi, pemda tetap bisa menggelar bazar murah dengan cara dibagi habis per RW.
BACA JUGA:Lili Eliyah Gelar Sosialisasi Perda
Tujuannya supaya warga tidak antre dan tidak jauh.
Bazar murah selama ini merupakan model untuk mempertontonkan kesulitan warga seperti era orde lama, ngantre beras.
Cecep juga menyoroti bazar murah bersubsidi untuk warga Kota Cirebon di Kecamatan Kesambi dan Kecamatan Harjamukti.