"Pada saat penanganan warga yang melintas untuk sementara dialihkan dulu melalui jalur lain," terangnya.
BACA JUGA:Dampak Banjir di Cirebon Timur: 6 Ruas Jalan Rusak, Biaya Perbaikan Rp13 Miliar Lebih
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Cirebon Dr Deni Nurcahya membenarkan bahwa infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir luapan air Sungai Cisanggarung sudah di-assessment oleh dinas terkait.
Hasilnya, ada enam jalan rusak dan satu jembatan yang senderannya tergerus banjir.
“Laporan dari DPUTR terkait infrastruktur jalan yang rusak dan jembatan sudah masuk ke kita," ungkap Deni.
Selajutnya, kata Deni, akan diteruskan ke BKAD untuk pencairan anggaran bantuan tak terduga (BTT) yang sudah disiapkan pemerintah daerah.
BACA JUGA:Pelayanan Publik Tetap Berjalan
“Status bencana di kita, sudah darurat bencana. SK darurat bencana itu sudah dikeluarkan per 7 Maret 2024. Artinya, anggaran BTT sudah dapat dicairkan. Proses pencairannya ada di BKAD," tuturnya
Sementara itu, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Cirebon Sri Wijayawati mengatakan alokasi anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) tahun 2024 sebesar Rp25 miliar.
Slot anggaran itu untuk penanganan bencana. Proses pencairannya pun dibuat mudah Ketika Pemkab Cirebon mengeluarkan status tanggap darurat bencana.
BACA JUGA:Bahan Pangan di Kota Cirebon Dinyatakan Aman
“Saat ini kan Cirebon Timur terkena musibah banjir. Alokasi anggaran itu bisa digunakan. Apalagi status tanggap darurat becana sudah dikeluarkan bupati," tuturnya.
Adapun besaran anggaran yang dibutuhkan untuk menanggulangi banjir itu, kata Sri, masih menunggu hasil inventarisir sejumlah SKPD yang terlibat dalam penanganan pascabanjir.
BKAD sendiri hanya menyiapkan dananya saja, sedangkan belanjanya tergantung kebutuhan.
“Sejauh ini BKAD masih belum menerima usulan nominal yang dibutuhkan. Karena ini bencana nasional ya, pasti dana siap pakainya atau BTT dipakai," paparnya.
BACA JUGA:Gelar Penyebarluasan Perda, Ineu Purwadewi Harap Masyarakat Bisa Menambah Wawasan