CIREBON - Lonjakan harga beras belakangan ini yang mencapai angka Rp18 ribu per kilogram, telah menyulut keluhan di kalangan warga.
Dampak dari kenaikan harga beras yang signifikan ini, ratusan warga Kota Cirebon memadati lapangan bola di Kecamatan Kesambi pada Rabu (21/2), tepatnya di depan Kelurahan Drajat, untuk mendapatkan beras murah dari Bulog.
Berdasarkan pantauan Radar sejak pukul 07.00 WIB, warga sudah mulai berbaris meskipun Gerakan Pangan Murah (GPM) belum dimulai.
Namun, tingginya antusiasme warga terlihat dari peningkatan jumlah antrean mulai pukul 07.30 hingga 08.30 WIB, di mana mayoritasnya terdiri dari ibu-ibu dan mencapai hingga 100 meter.
BACA JUGA:YPSGJ Berangkatkan 28 Orang untuk Ibadah Umrah
Menghadapi antrean yang panjang, Satpol PP terpaksa mengatur menjadi dua jalur.
Bahkan, akhirnya empat jalur, karena jumlah orang yang mengantre semakin bertambah.
Dengan membayar hanya Rp 104 ribu, setiap warga bisa mendapatkan dua karung beras berisi 5 kg beras SPHP dari Bulog.
Pada operasi pasar melalui GPM ini, Bulog Kota Cirebon menyediakan sebanyak 20 ton beras SPHP.
BACA JUGA:AHY Menteri ATR/Kepala BPN: Akhirnya Demokrat Gabung setelah 9 Tahun 4 Bulan Jadi Oposisi
Pj Walikota Cirebon Drs Agus Mulyadi MSI menjelaskan bahwa Gerakan Pangan Murah merupakan salah satu upaya untuk memfasilitasi kebutuhan pokok masyarakat.
Terutama menghadapi lonjakan harga beberapa komoditas seperti beras dan telur ayam belakangan ini.
Gus Mul, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa lonjakan harga beras disebabkan oleh perubahan pola tanam, yang mengakibatkan kenaikan harga. Pola tanam di Jawa Tengah, katanya, berbeda dengan di Jawa Barat.
Melihat antusiasme masyarakat dalam membeli beras murah dari Bulog, Pemerintah Kota Cirebon meminta Bulog untuk menambah pasokan beras ke Kota Cirebon.
BACA JUGA:Asah Lifeskill, Zahirah Snack and Bakery Gelar Cooking Class Bersama Siswa MI