CIREBON- Saat ini lahan yang sudah tanam padi hingga akhir Desember 2023, baru terlaporkan 2.901 hektare (ha) sawah. Artinya, jumlah tersebut hanya sedikit bila dibandingkan dengan sasaran tanam yang seluas 21.612 ha sawah yang ada di Kabupaten Cirebon.
Dampak El Nino menyebabkan musim tanam di sejumlah daerah berbeda. Bagi daerah yang mengalami kekeringan yang cukup parah, bisa jadi musim tanam padi dilakukan di bulan Januari atau Februari 2024. Sehingga, belasan ribu petani terpaksa harus mundur untuk menanam padi. Karena, para petani menunggu air hujan membanjiri sawah yang digarap.
“Setelah tanah tersebut lembek, baru tanah tersebut dibajak hingga rata. Maka, pencapaiannya masi sedikit, sekitar 14 persen. Hal ini disebabkan karena dampak perubahan iklim El Nino di tahun 2023, sehingga kekurangan air,” kata Kepala Distan Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan melalui Kepala Bidang Pertanian, Hj Nina kepada Radar Cirebon, Senin (8/1).
BACA JUGA:Upah Borongan, 136 Pekerja Garap Sortip Surat Suara
Dijelaskan Nina, dari hasil survei di lapangan yang dilakukan oleh Distan Kabupaten Cirebon, rata-rata petani akan memulai musim tanamnya pada Januari 2024. “Hasil survey, mereka akan melakukan tanam sekitar pertengahan dan akhir Januari 2024,” tandasnya.
Terpisah, salah seorang petani asal Kecamatan Suranenggala, Darmo baru memulai menebar benih padi. Dikatakannya, penebaran benih dilakukan bersama-sama dengan petani yang garap sawah di sebelahnya. “Kita harus bersama-sama untuk menanam, supaya kalau terserang oleh hama tikus, bareng-bareng juga dan kerusakan tidak parah,” katanya.
Sembari menebar bibit, menunggu tanaman padi itu besar, Darmo juga membajak sawahnya hingga merata dan menambah pembatas di sawahnya. “Sudah dibajak agar tanah merata, dan saat ditanam, padinya tumbuh dengan baik,” tandasnya. (**)