Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PC NU Kuningan, Jawa Barat, mendorong kesetaraan gender demi menciptakan kepemimpinan perempuan. Hal itu terlihat dari pelatihan kepemimpinan perempuan desa bertajuk Penguatan Kapasitas Perempuan untuk Mewujudkan Desa Inklusif.
Pelatihan yang dikemas dengan program Sekolah Lapang untuk Desa Inklusif telah menyasar empat desa yakni Cirukem, Cikeusal, Kutawaringin, dan Tambakbaya. Desa tersebut menjadi lokus Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).
Sekolah Lapang sendri merupakan ruang pembelajaran bagi masyarakat desa, sebagai upaya kolaborasi dari Lakpesdam NU dan pemerintahan desa demi mewujudkan pembangunan Desa Inklusif. Yakni pihak desa mengajak keterlibatan warga untuk mengafirmasi kelompok termarginalkan, kelompok rentan, minoritas, dan miskin.
Sekretaris Lakpesdam NU Kuningan Aef Saefudin dalam keterangan persnya, Selasa (2/1), menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada masyarakat desa yang ikut terlibat pada pelatihan kepemimpinan perempuan. Kegiatan dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di desa (SDGs Desa) nomor lima yaitu Keterlibatan Perempuan Desa.
BACA JUGA:Gempa Susulan Guncang Sumedang
“Alhamdulillah kegiatan pelatihan kepemimpinan perempuan berjalan lancar. Harapan kami dari kegiatan itu, terciptanya gerakan kepemimpinan perempuan membangun desa untuk mendorong kaum perempuan lebih percaya diri dan bangkit memperjuangkan hak-hak dasar sebagai subjek pembangunan desa,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan Koordinator Tim Teknis, Okky Ayu Setyowati. Ia sangat apresiasi dan mendorong kepada perempuan-perempuan desa yang mengikuti pelatihan kepemimpinan desa, agar berani tampil dan ikut berkontribusi dalam pembangunan di desa.
“Kepemimpinan perempuan sangat dibutuhkan, untuk memastikan penyelengaraan pemerintahan desa berjalan secara demokratis dan berkeadilan,” terangnya.
Sementara salah seorang narasumber pelatihan, Evi Novianti sekaligus project manager dari Yayasan Rumah Ramah Nusantara memaparkan permasalahan pokok utama dalam rendahnya keterlibatan perempuan di desa.
BACA JUGA:Pj Bupati: Waspada Bencana
“Perempuan mempunyai peran untuk terlibat aktif pada kegiatan produktif dan sosial budaya. Unsur penting yang menyebabkan timbulnya isu gender dalam pembangunan desa, adalah hubungan perempuan dan laki-laki yang timpang dan konsekuensinya terhadap seseorang dalam memperoleh akses, partisipasi, manfaat, kontrol, terhadap sumber daya pembangunan,” tutupnya. (ags)