Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi diluncurkan perdana di Kabupaten Kuningan, diawali di SDN 1 Ciporang, Senin (13/1). MBG kali ini melibatkan 424 siswa sebagai penerima manfaat.
Peluncuran program makan bergizi gratis ini menjadi langkah awal, dalam membangun generasi yang lebih sehat dan cerdas. Kolaborasi antara pemerintah, TNI-Polri, dan seluruh stakeholder diharapkan dapat menjamin keberlangsungan program ini untuk masa depan yang lebih baik.
Dandim Kuningan Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan mengungkapkan, program ini bertujuan meningkatkan pemenuhan gizi pelajar sebagai aset bangsa.
"Harapan ke depan, program ini bisa membantu meningkatkan pemenuhan gizi anak-anak kita, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan daya tangkap dan kemampuan belajar mereka. Ini adalah bagian dari investasi masa depan bangsa," ujar Dandim Kuningan saat meninjau peluncuran program di SDN 1 Ciporang.
BACA JUGA:Uang Saku Utuh, Kantin Sepi
Dandim menjelaskan, pelaksanaan program ini akan melibatkan pendampingan aktif dari TNI-Polri, Dinas Pendidikan, dan jajaran Forkopimda untuk memastikan keberjalanannya. Selain itu, evaluasi rutin akan dilakukan untuk memperbaiki standar gizi dan pelayanan.
"Dapur layanan saat ini berada di sekitar Kampus Universitas Kuningan (Uniku). Untuk dapur di Cilimus, kami masih menunggu petunjuk dari Badan Gizi Nasional (BGN). Ahli gizi juga dilibatkan untuk memastikan takaran gizi yang sesuai, karena kebutuhan kalori anak-anak SD, SMP, dan SMA berbeda," terangnya.
Pihaknya menegaskan, akan ada pengawasan ketat terkait standar gizi. Jika ditemukan pelanggaran, sanksi berupa peringatan hingga pelaporan ke BGN akan diterapkan.
"Unit dapur layanan ini berada di bawah koordinasi langsung BGN, sehingga setiap temuan akan ditindaklanjuti secara tegas," katanya.
BACA JUGA:PBNU Minta Kaji Ulang PSN di PIK 2
Saat ini, Kabupaten Kuningan memiliki sekitar 280 ribu pelajar. Dengan satu dapur mampu melayani sekitar 3.000 penerima, dibutuhkan sekitar 80 dapur layanan untuk menjangkau seluruh pelajar. "Ini tentu tidak bisa dibangun sekaligus, karena harus disesuaikan dengan kondisi nasional dari Sabang hingga Merauke," ungkapnya.
Sementara itu, Pj Bupati Kuningan Agus Toyib mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Kuningan telah mengalokasikan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) sebesar Rp20 miliar sebagai bentuk dukungan.
"Skema anggaran ini melibatkan pusat, provinsi, dan kabupaten dengan proporsi masing-masing 50 persen, 30 persen, dan 20 persen. Kami akan menyesuaikan pelaksanaan dengan jadwal operasional sekolah," jelasnya.
Ia juga menyebutkan program ini tidak hanya menyasar pelajar, tetapi juga ibu hamil dan menyusui. "Kami akan terus melihat perkembangan dan kebutuhan agar program ini dapat menjangkau seluruh kelompok sasaran," tutupnya. (ags)