JAKARTA – Fenomena El Nino diperkirakan berakhir Desember ini. Namun, menurut pakar meteorologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edvin Aldrian, anomali cuaca akibat El Nino bakal dirasakan lebih lama. Bahkan bisa sampai Maret 2024.
Edvin mengatakan, sampai saat ini El Nino masih terjadi. Fenomena cuaca itu muncul karena peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Dampaknya bagi Indonesia, muncul kemarau panjang yang sangat kering. ”El Nino dan La Nina puncaknya itu Desember akhir,” ujarnya kemarin (28/12).
Karena itu, lanjut dia, meski sejumlah daerah sempat diguyur hujan lebat, hari berikutnya cukup kering. Kemudian, terjadi mendung, tetapi cuaca cukup gerah. Di bagian Indonesia lainnya bahkan sudah ada yang terjadi kebanjiran.
Menurut Edvin, kondisi anomali cuaca saat ini merupakan imbas dari adanya fenomena El Nino. Lazimnya, Desember sudah masuk musim hujan. Apalagi, ketika masuk pergantian hujan, sebagian besar wilayah Indonesia masuk musim hujan. Kenyataannya, hujan masih rendah.
BACA JUGA:Terkait Harun Masiku, KPK Geledah Rumah Eks Komisioner KPU
Dia menjelaskan, adanya fenomena cuaca El Nino membuat puncak musim hujan jadi lebih lambat atau bergeser mundur. Biasanya, Januari juga merupakan puncak musim hujan untuk sebagian wilayah Jawa. Namun, bisa jadi bulan depan intensitas hujan tidak seperti biasanya.
Edvin memperkirakan akhir Maret nanti efek dari fenomena El Nino diharapkan benar-benar berakhir. Dengan begitu, sudah tidak ada lagi anomali cuaca. ”Hawa panas masih sangat terasa. Saat ini belum musim hujan. Kita masih berada di tengah musim kemarau yang memanjang,” katanya. Mundurnya musim hujan, lanjut dia, membuat durasi musim hujan semakin pendek.
Di sisi lain, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa per 21 Desember 2023 Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino yang sudah disalurkan ke masyarakat senilai Rp 6,72 triliun. Sehingga diharapkan pada akhir tahun 2023 seluruh bantuan tersebut telah dapat tersalurkan dengan tepat sasaran.
"Secara keseluruhan hingga 21 Desember 2023, BLT El Nino telah disalurkan sejumlah Rp 6,72 triliun atau mencapai 89,36 persen dan sebesar Rp 795 juta bantuan sedang dalam proses penyaluran," kata Airlangga dalam keterangan resmi, Minggu (24/12).
BACA JUGA:Polda Jabar Ungkap Kasus Korupsi Dana Covid-19, Kerugian hingga Rp5,4 Miliar
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan secara keseluruhan BLT El Nino yang akan disalurkan pemerintah mulai bulan November hingga Desember 2023 dengan besaran Rp 400 ribu per 2 bulan atau Rp 200 ribu per bulan mencapai Rp 7,52 triliun.
Penyaluran BLT El Nino menyasar kepada 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan untuk Kota Yogyakarta tercatat memiliki 22.810 KPM dengan total bantuan yang disalurkan sebesar Rp 9,12 miliar.
Hal ini disampaikan Menko Airlangga saat terjun langsung ke masyarakat guna memastikan ketepatan penyaluran dan sekaligus menyaring aspirasi masyarakat terkait kemanfaatan dan keberlanjutan program bantuan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga membeberkan alasan diberikannya BLT El Nino. Salah satunya karena didorong oleh ketidakpastian perekonomian global masih dibayangi dengan berbagai tantangan dan ketidakpastian termasuk fenomena anomali cuaca El Nino yang harus terus diwaspadai.
BACA JUGA:Mahfuz Sidik: Ada Arus Gelombang Perpindahan Kepemimpinan dari Generasi Tua ke Muda