Contoh lain, ada siswa yang ditegur oleh gurunya karena tidak taat dan membawa mainan saat guru mengajar. Padahal cuma ditegur dan orang tuanya tidak terima dan melaporkan guru ini ke kepala sekolah.
Seharusnya, orang tua ikut menasehati anaknya supaya tetap taat dan mematuhi aturan sekolah, bukannya malah melaporkan guru ini ke kepala sekolah. Terkadang, hal ini yang menjadikan siswa tersebut tidak mempunyai etika dan menjadi berani kepada guru.
Etika yang bisa diterapkan di sekolah, antara lain:
Sopan santun: Bersikap sopan dan santun kepada guru, teman sekelas, dan staf sekolah. Misalnya, memberi salam, menggunakan bahasa yang baik, dan tidak menggunakan kata-kata kasar.
BACA JUGA:Truk Hebel Terguling
Bertanggung jawab: Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan guru dan menyelesaikannya tepat waktu.
Menjaga kebersihan: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekolah, termasuk membuang sampah pada tempatnya.
Menghargai perbedaan: Saling menghargai perbedaan pendapat, budaya, dan latar belakang teman-teman.
Berpartisipasi: Aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan sekolah lainnya.
BACA JUGA:Tanpa Diaspora, STY Pelatih Biasa
Jujur: Berbicaralah dengan jujur dan bersikaplah dapat dipercaya.
Tidak membully: Hindari perilaku bullying atau mengintimidasi teman-teman. Peka terhadap perasaan orang lain: Tunjukkan empati dan dukungan kepada teman yang sedang kesulitan atau merasa sedih.
Mengendalikan emosi: Siswa harus mampu mengendalikan emosi dan menunjukkan perilaku yang baik.
Menjaga tata krama: Siswa harus menjaga tata krama dan sopan santun, terutama ketika berada di asrama.
BACA JUGA:Jadi Pusat Perhatian di Tembok Tangguh Indonesia
Sebaiknya orang tua dan para guru bisa bekerja sama dalam mendidik para siswa agar kita bisa menciptakan generasi muda yang berpendidikan tinggi dan beretika baik. (*)