MAJALENGKA – Serangan kera berekor panjang alias monyet terhadap tanaman dan kebun warga dikeluhkan para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka.
Salah satunya adalah Kepala Desa Salawangi, Kecamatan Bantarujeg, Dede.
Menurutnya, setelah dua tahun lalu ada penanganan untuk kera-kera liar dari BKSDA Cirebon, yang memberikan dampak positif, namun kini kera-kera itu kembali menyerbu tanaman dan kebun para petani.
Dikeluhkan Kades Dede, kera tersebut merusak dan memakan tanaman padi, jagung, dan lainnya, sehingga sangat merugikan para petani.
BACA JUGA:SSB Mandala Ikuti Turnamen di Bangkok
Bahkan, para petani gula aren (gula merah) di desanya, yang menjadi ikon Kabupaten Majalengka, kini sudah tidak bisa memproduksi karena alat penyadap gula aren dirusak oleh kera-kera liar tersebut.
Akibatnya, banyak warganya yang kehilangan penghasilan, yang jelas sangat merugikan.
Dede menyebutkan bahwa populasi kera berekor panjang sangat pesat dan semakin menggila sehingga merusak tanaman palawija seperti jagung, padi, singkong, dan lainnya.
“Kami berharap dinas terkait bisa turun tangan dan memberikan perhatian khusus untuk mengatasinya, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jika penanganan oleh BKSDA dilakukan hanya setiap dua tahun sekali, maka itu tidak efektif karena populasi kera berkembang sangat cepat,” katanya.
BACA JUGA:Polisi Ciduk 12 Remaja
Sementara itu, Camat Bantarujeg, Agus Heryanto, mengaku belum menerima laporan tentang serangan kera di Desa Salawangi.
Ia tidak membantah bahwa beberapa desa di Kecamatan Bantarujeg yang dekat dengan hutan memang banyak terdapat kera liar tersebut.
Senada, Ketua Kelompok Tani Gedong Gincu Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Saputri, mengeluhkan hal yang sama mengenai serangan kera terhadap tanaman pohon gedong gincu mereka.
“Kami berharap pihak terkait bisa turun tangan untuk mengatasinya,” harapnya.
BACA JUGA:Manfaatkan TARI untuk Salurkan Hobi