MAJALENGKA – Memasuki musim hujan, Dinas Kesehatan melalui seluruh Puskesmas terus mengantisipasi munculnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Tak terkecuali di wilayah Kecamatan Sumberjaya yang merupakan daerah endemis.
Kepala Puskesmas Sumberjaya, dr. Nurmansudy, mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan penyuluhan kepada masyarakat, baik di puskesmas maupun kepada seluruh kepala desa, agar mereka memiliki kewaspadaan dini, terutama dalam upaya pencegahan munculnya jentik nyamuk Aedes aegypti.
“Lebih baik melakukan pencegahan daripada menunggu adanya kasus baru untuk kita tangani. Kami sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan pemerintah desa. Desa siaga harus digalakkan kembali,” kata dr. Nurman saat ditemui di Puskesmas pada akhir pekan Jumat 22 November 2024.
BACA JUGA:Kurikulum Full-Full
Pria berkacamata ini mengungkapkan bahwa penggalakan desa siaga bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam segala hal, terutama di sektor kesehatan.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak hanya bergantung pada tindakan fogging. Pasalnya, upaya pencegahan DBD di sejumlah daerah lebih efektif dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Karena sampai saat ini, masih ada anggapan bahwa fogging adalah satu-satunya cara untuk mengantisipasi DBD. Padahal, pemberantasan sarang nyamuk adalah langkah pencegahan yang sesungguhnya,” jelasnya.
Dia menyebutkan bahwa Sumberjaya merupakan daerah endemis DBD. Di wilayah tersebut, terdapat enam desa yang harus terus diwaspadai, yaitu Paningkiran, Panjalin Kidul, Panjalin Lor, Bongas Kulon, Bongas Wetan, dan Lojikobong.
BACA JUGA:Angka Kemiskinan Kabupaten Indramayu Tahun 2024 Berhasil Turun dari 12,13% Jadi 11,93%
Meski demikian, pihaknya menegaskan bahwa pencegahan DBD tidak hanya dilihat dari jumlah kasus, tetapi dari bagaimana cara mencegahnya. Kebiasaan masyarakat yang cenderung tidak melakukan PSN menjadi salah satu penyebab tingginya risiko DBD.
"Penyelidikan Epidemiologi (PE) sudah kami lakukan. Namun, partisipasi aktif masyarakat lah yang mampu menekan angka kasus hingga mencapai zero melalui PSN yang belum dilaksanakan secara optimal," tegasnya.
Puskesmas, kata Nurman, telah melakukan upaya sosialisasi dan penyuluhan, baik melalui bidan desa terkait bahaya DBD. Pihaknya mengklaim sudah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan aturan yang ada.
Fogging bukanlah solusi utama dalam pencegahan DBD, melainkan masyarakat yang harus berperan aktif dalam PSN di lingkungan masing-masing.
BACA JUGA:Relawan Sahabat Yoshua Roadshow Pesta Rakyat Menangkan Paslon Eman-Dena