Susu Impor dan Pembatasan dari Industri: Peternak di Kuningan Bisa Kena Imbasnya

Selasa 12 Nov 2024 - 20:45 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

BACA JUGA:Wajah Baru BPKPD Kota Cirebon Semakin Nyaman

“Aksi membuang susu ini aksi paling menyedihkan bagi peternak karena minimnya perhatian pemerintah ke mereka,” kata Riyono melalui layanan pesan, Selasa (12/11), dikutip dari JPNN. 

Legislator Fraksi PKS itu menyebut perlu langkah cepat bagi pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan provinsi serta Kementerian Pertanian dalam merespons isu dari aksi buang susu.

Misalnya, kata Riyono, pemerintah di level daerah dan pusat bisa membeli susu dari peternak sapi perah lokal tanpa mengedepankan impor. “Impor bukan pilihan bagus dan tidak berpihak kepada produk dalam negeri," ungkap dia. 

Riyono menyebut langkah cepat menjadi penting karena Presiden RI Prabowo Subianto punya keinginan memberikan makanan bergizi gratis yang di dalamnya ada susu. “Beli dengan harga menguntungkan bagi peternak, Kementan mengkoordinasi Bersama Pemprov untuk mencari solusi," ujarnya.

BACA JUGA:Ibu-Ibu RW 09 Situgangga Antusias Program Seragam Gratis

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman bergerak cepat membereskan urusan susu sapi yang tak terserap industri.  Amran mengumpulkan para peternak sapi perah, pengepul, dan Industri Pengolahan Susu (IPS) di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (11/11/2024), untuk membuat kesepakatan bersama supaya industri bisa menyerap susu dari peternak nasional.

Dalam pertemuan itu, turut hadir Wakil Mentan Sudaryono dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi. Dari perwakilan pengepul susu, hadir Sriyono dan Winarno. Kemudian ada Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Jawa Tengah Ignasius Haryanta Nugraha dan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali Lusia Dyah Suciati.

Sebelumnya, urusan susu sapi ini, bikin heboh. Sabtu (9/11/2024), peternak sapi perah dan pengepul susu di Jawa Tengah dan Jawa Timur melakukan protes, karena produksinya tak terserap, usai ada pembatasan kuota di IPS akibat membanjirnya susu impor. Dalam protes tersebut, ada yang menggelar mandi susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, ada juga yang membuang stok susu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Boyolali.

Merespons aksi protes ini, Amran langsung menahan izin impor susu lima perusahaan IPS yang dianggap tak menyerap susu peternak lokal dengan baik. "Untuk sementara, ada 5 perusahaan impornya kami tahan dulu,” ucapnya.

BACA JUGA:Bakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa di Kopi Luhur

Amran pun tak segan mencabut izin impor kelima perusahaan IPS tersebut jika masih enggan menyerap susu peternak lokal. “Kalau dari yang 5 ini ada yang masih mencoba (menolak menyerap susu peternak), saya cabut izinnya. Tidak boleh impor lagi,” tegas Mentan Amran.

Masih menurut Amran, sikap ini mesti dilakukan agar tidak ada perselisihan antara peternak dengan IPS. Amran ingin para peternak dan perusahaan IPS bergandengan tangan. “Pesan Pak Mensesneg, kita tumbuh bersama, pasarnya besar. Bahkan kita sudah ekspor, dan bagaimana nanti pangan bergizi arahan Bapak Presiden itu berjalan dengan baik. Syukur-syukur susunya produksi dalam negeri," ucap Amran.

Ia lalu mengusulkan adanya perubahan regulasi masalah susu ini. Dia mengatakan, Peraturan Presiden (Perpres) terkait penyerapan susu nasional telah disetujui Mensesneg Prasetyo Hadi untuk diubah. Nantinya, dalam Perpres baru, industri wajib serap susu segar dari peternak rakyat.

Menurut Amran, pada 1997-1998, ada saran IMF agar kewajiban penyerapan itu dicabut. “Sekarang kita hidupkan kembali agar peternak kita bisa tumbuh, produksi dalam negeri bisa tumbuh,” ucapnya.

BACA JUGA:Peringatan Hari Kesehatan Nasional di RS Ciremai

Tags :
Kategori :

Terkait