Susu Impor dan Pembatasan dari Industri: Peternak di Kuningan Bisa Kena Imbasnya

Selasa 12 Nov 2024 - 20:45 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

KUNINGAN- Aksi mandi susu perah yang dilakukan peternak sapi perah di Jawa Timur dan Jawa Tengah viral di media sosial. 

Itu merupakan bagian dari protes setelah pihak industri disebut-sebut lebih memilih susu impor sekaligus membatasi penerimaan susu dari peternak lokal. Lalu, bagaimana kondisi peternak sapi perah di Kabupaten Kuningan?

Sebagai salah satu daerah penghasil susu sapi segar, ratusan petani yang terhimpun di bawah naungan Koperasi Karyawan Nugraha Jaya Cigugur, Kuningan, berharap pemerintah membatalkan rencana impor susu sapi perah.

Sebelumnya, pada 5 November 2024, Kementerian Pertanian (Kementan) mengumumkan rencana impor satu juta sapi perah selama lima tahun, mulai 2025 hingga 2029. Itu untuk mendukung target pemenuhan kebutuhan susu nasional dan program makan bergizi gratis pemerintah.

BACA JUGA:Sepakat Kedepankan Keadilan Restoratif

Penyuluh Koperasi Karyawan Nugraha Jaya Cigugur, Kuningan, Jonais, mengungkapkan, pengumuman tersebut melukai para peternak sapi perah. Terlebih jika ada pembatasan dari industri, yakni pihak Industri Pengolahan Susu (IPS) membatasi penerimaan susu dari peternak lokal. Maka, kemungkinan membuat peternak sulit berkembang.

“Tentu saja mempengaruhi ke pengembangan ke depannya. Namanya juga dibatasi, ya agak kurang bagus juga menurut saya sih. Sebaiknya jangan dibatasi selama produksi susu yang dihasilkan memenuhi syarat," ungkap Jonais kepada Radar Kuningan, Selasa (12/11/2024).

Ia mengatakan susu produksi Kuningan dikenal hingga luar kota dengan kualitas dari rasa dan kemurniannya. Jonais mengaku sudah ada beberapa peternak yang sudah mendapat komunikasi dari pihak swasta terkait program pengadaan susu untuk menunjang program makan gratis. Namun, komunikasi dimaksud baru sebatas obrolan saja.

“Kami sebenarnya sudah ada permintaan, tapi hanya baru sebatas obrolan saja. Tapi belum tahu gimana- gimananya. Belum ada kejelasan dan kesepakatan juga. Tapi kalau obrolan dari pihak swasta, sudah ada sih," tuturnya.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Dorong Investasi Perusahaan AS

Sementara disinggung mengenai kemungkinan impor susu 5 tahun mendatang, dirinya belum berpikir terlalu jauh. Pasalnya, hingga saat ini susu yang dihasilkan dari 800 ekor sapi di koperasi tersebut masih diterima pihak industri. 

“Mungkin kalau ke sana (adanya impor) terlalu jauh ya, saya kurang begitu memahami. Tapi pada prinsipnya, susu yang ada di Kuningan, khususnya di Kecamatan Cigugur, sampai saat ini baik-baik saja. Masih diterima masyarakat maupun pabrikan. Kita biasa ngirim ke Diamon sama ke Ultra Jaya. Ada juga yang diolah di sini, ada juga yang dibeli langsung konsumen ke sini," katanya.

Adapun jumlah susu yang dihasilkan, rata-rata sekitar 23 ribu liter per hari. “Ini (23 ribu liter per hari) bicaranya yang ada di koperasi ini saja. Baru satu koperasi. Ada lagi tiga koperasi di Kuningan," imbuhnya.

SIKAP DAN DAN PEMERINTAH

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Riyono mengatakan aksi buang susu oleh peternak sapi perah lokal menjadi sinyal bahwa pemerintah kurang memberikan perhatian kepada kelompok peternak sapi perah. 

Tags :
Kategori :

Terkait