Infrastruktur pembangunan di wilayah perbatasan minim perhatian. Salah satunya Desa Tawangsari, Kecamatan Losari. Masyarakat setempat mendesak dibangun akses jalan.
Terutama ketika ingin mengakses fasilitas kesehatan (Faskes). Khususnya di Dusun 4 Blok Sadek dan Dusun 3 Blok Tegur, yang masih terisolir.
Mereka pun mengadu ke DPRD Kabupaten Cirebon. Mengancam pemekaran desa atau pindah ke Jawa Tengah. Aduan mereka pun diterima Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon, DPMD, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan Pemkab Cirebon.
Perwakilan Masyarakat Tawangsari, Pais menjelaskan, kehadirannya bersama rombongan, awalnya untuk beraudiensi dengan Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon. Mengingat ada keluhan masyarakat yang mendesak dibangunnya akses jalan. Selama ini mereka kesulitan. Terutama ketika ingin mengakses fasilitas kesehatan.
BACA JUGA:Nataru, Tim Gabungan Inspeksi Armada Bus
“Kami kesulitan. Jalan yang ada, hanyalah jalan setapak dan rusak. Harus pakai motor,” kata Pais, usai audiensi.
Padahal, katanya, masyarakat menginginkan akses jalan memadai. Meskipun terpisahkan oleh sungai, masyarakat desa Tawangsari masih masuk Cirebon. Artinya kalau aksesnya memadai, masyarakat tidak akan bereaksi. Ancaman pemekaran pun tidak akan muncul ke permukaan.
“Desa Tawangsari memiliki geografis cukup luas. Kedua Blok itu, terisolir. Wilayah geografisnya terpotong oleh Sungai Cisanggarung dengan desa intinya. Sementara, akses pendukungnya tidak terpenuhi. Akses jalan yang ada tidak memadai,” ungkapnya.
“Kita ingin diperhatikan. Karena kami anak Cirebon. Kalau pun tidak bisa, ya sudah dimekarkan saja. Sebaliknya, kalau diperhatikan, kami juga tidak meminta adanya pemekaran,” tegasnya.
BACA JUGA:Angka Kekerasan Anak Meningkat
Spekulasinya, ketika sudah dimekarkan, dua blok yang terpencil itu, harapannya nanti bisa mandiri. Sehingga, pembangunannya pun bisa maksimal.
Sementara itu, Ketua Komisi I Sofwan ST menjelaskan, banyak hal yang mendesak masyarakat mengharapkan dilakukannya pemekaran desa. Bukan hanya karena kurangnya pembangunan.
Tapi dari segi wilayahnya pun sudah cukup jauh. Sementara akses jalannya kurang memadai. Yang ada, hanyalah akses jalan setapak. Bisa dilewati dengan sepeda motor. Akan tetapi kendaraan roda empat, tidak akan bisa melewatinya. “Akses jalannya hanya bisa dilewati oleh sepeda motor. Kalau hujan, sama sekali tidak bisa dilewati,” kata Ketua Komisi I, Sofwan ST.
Menurutnya, munculnya desakan pemekaran itu, adalah reaksi masyarakat yang sudah memuncak. Karena kurangnya perhatian dari Pemkab. “Kalau Cirebon tidak mau memperhatikan, ya sudah serahkan saja ke Jateng. Biar diperhatikan Jateng karena secara geografis masuk Jawa Tengah,” katanya.
BACA JUGA:Henny Rosdiana Jadi Ketua Apdesi Kuningan