Kalangan mahasiswa menunjukkan kekecewaannya atas kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kuningan berinisial NZ. Sebagai bentuk rasa kecewa terhadap peristiwa tak bermoral tersebut, puluhan mahasiswa menggeruduk kantor KPU Kuningan, Jawa Barat, Senin siang (4/11).
Dalam orasinya, para mahasiswa menyampaikan kekesalannya dengan aksi tak terpuji petugas PPK yang tega melakukan tindakan asusila terhadap seorang wanita yang juga rekan kerjanya sendiri tersebut.
Menurut mereka, KPU Kuningan sepatutnya bertanggungjawab atas perilaku buruk anggota PPK tersebut yang tidak mencerminkan sikap jujur dan adil petugas penyelenggara pemilu. Mereka menuding, keberadaan oknum PPK cabul ini mencerminkan ada yang salah dalam proses seleksi yang diadakan oleh KPU beberapa waktu lalu.
"Bagaimana KPU bisa menyelenggarakan Pemilu di Kabupaten Kuningan yang jujur dan adil, kalau di dalam lingkup KPU saja terjadi pelecehan terhadap perempuan. Kami menilai sudah terjadi krisis moral dan etika serta kurangnya pengawasan dari KPU sehingga perlindungan terhadap perempuan di lingkungan KPU sendiri tidak ada keadilan. Atau mungkin ada yang salah dalam proses seleksi awal petugas pemilu kecamatan tersebut," ungkap salah satu mahasiswa perempuan dalam orasinya.
BACA JUGA:Kapolda Jabar Gelar Makan Siang Bergizi untuk Pelajar SD di Indramayu
Atas kejadian ini, para mahasiswa menilai integritas lembaga penyelenggara Pemilu Kabupaten Kuningan tersebut telah hilang. Sehingga mereka meminta agar para komisioner KPU untuk mundur saja.
"Hilangnya integritas petugas KPU berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga penyelenggara pemilu tersebut. Kami meragukan kinerja anggota KPU Kabupaten Kuningan setelah melihat perilaku bejat anggota PPK tersebut, sehingga kami meminta agar seluruh komisioner KPU Kuningan untuk mundur," tegas Rellis Amarullah Ketua IMM Kuningan.
Aksi mahasiswa yang berlangsung hampir 1,5 jam di depan pagar kantor KPU Kuningan ini pun mendapat pengawalan ketat petugas Polres Kuningan. Ketua KPU Kabupaten Kuningan Asep Budi Hartono sempat menemui para pengunjuk rasa dari balik pagar menanggapi santai luapan orasi para mahasiswa.
Bahkan, permintaan para mahasiswa untuk bertemu dengan seluruh komisioner membahas persoalan ini pun tidak bisa dipenuhi karena alasan empat anggotanya sedang mengikuti pelatihan di salah satu hotel di daerah Sangkanurip.
BACA JUGA:Direvitalisasi, Komisi II DPRD Tinjau Situs Pemandian Sang Raja
Hujan yang sempat mengguyur wilayah Kuningan kota pun tak menyurutkan para mahasiswa berunjuk rasa di depan kantor KPU Kuningan tersebut. Hingga akhirnya azan Duhur berkumandang, mahasiswa yang kesal tidak bisa bertemu dengan seluruh komisioner KPU Kuningan pun memutuskan membubarkan diri dengan tertib.
"Kami kecewa dengan sikap Ketua KPU Kuningan yang tidak bisa menemui kami membahas persoalan kinerja dan integritas KPU yang bobrok. Hari ini kami sudahi aksi, dan Insya Allah tiga atau empat hari ke depan kami akan datang lagi dengan jumlah peserta aksi lebih banyak," ungkap Rellis kepada awak media.
Ketua KPU Kuningan Asep Budi Hartono mengatakan, kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan salah satu oknum anggota PPK tersebut kini sudah ditangani pihak penegak hukum. Oleh karena itu, pihaknya sudah menyerahkan permasalahan tersebut kepada pihak kepolisian dan berproses sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku. (ags)