Pada tahun 1938 nama sekolah berubah menjadi Madrasah Islamiyah Syafiiyah lalu diubah lagi menjadi Madrasah Wathoniyah Ibtidaiyah.
Mata pelajaran meliputi pengetahuan umum yang dicantumkan dalam kurikulum ialah Bahasa Indonesia, Berhitung, Sejarah, llmu Hayat, llmu Alam, llmu Bumi, ditambah dengan ketrampilan. Misalnya pertanian, peternakan, dan perikanan darat.
Sampai sekarang sekolah tersebut masih berdiri, bahkan sekarang telah berkembang bukan hanya tingkat MI saja, tapi berkembang hingga perguruna tinggi.
Perjuangan Kiai Abbas selain di bidang pendidikan, ia juga peduli dan mendukung serta ikut serta dalam gerakan ekonomi kerakyatan.
BACA JUGA:APK Terpasang Melukai Pohon Banyak Ditemui di Titik Tertentu
Kiai Abbas menjadi ketua bagian hukum pada lembaga Syarikat Dagang Islam (SDI) yang diketua oleh Kiai Haji Samanhudi.
Kiai Samanhudi sendiri konon tercatat sebagai santri Pondok Buntet Pesantren. Kiai Abbas juga aktif dalam keorganisasian NU.
Tercatat Kiai Abbas pernah menjabat sebagai Musytasyar Nahdatul Ulama (NU) Pusat dan Rais Syuriyah NU Cabang Cirebon.
ASYBAL TENTARA KECIL
BACA JUGA:KPU Gelar Jalan Santai Pilkada Kota Cirebon
Berbagai upaya yang dilakukan oleh Kiai Abbas, merupakan perjuangan Kiai Abbas dalam rangka menyadarkan masyarakat untuk terus meningkatkan kesejahteraan dan melawan Belanda yang menjadi sebab kesengsaraan rakyat Indonesia.
Dibangunnya sekolah formal dan juga keterlibatannya dalam pengembangan ekonomi rakyat, terutama batik pada saat itu, adalah bagian upaya serius Kiai Abbas untuk mengentaskan kemiskinan di tengah masyarakat.
Kiai Abbas memangku jabatan sebagai pemimipin Pondok Buntet Pesantren saat Indonesia menghadapi kekejaman penjajah Jepang dan Belanda.
Maka pola juangnya tidak terlepas dari upaya Kiai Abbas untuk membebaskan rakyat Indonesia dari para penjajah.
BACA JUGA:Front Pejuang Demokrasi Dukung Imron-Agus di Pilkada 2024
Sebagai pejuang, Kiai Abbas bersama kiai yang lain, santri, dan bangsa Indonesia lainnya ikut berperang di Surabaya, daerah Jakarta, Bekasi, Priangan Timur, Cianjur Selatan, Maneungteung, dan lain-lain.