CIREBON - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon mengeluarkan surat edaran (SE) kepada sekolah dasar se-Kota Cirebon terkait penyakit gondongan atau mumps. Surat edaran ini berkaitan dengan instruksi pendataan serta pelaksanaan belajar dari rumah bagi siswa yang bergejala.
SE Disdik diedarkan kemarin (28/10). Belum semua SD melaporkan jumlah siswa yang bergejala. Dari data sementara, baru 11 SDN yang melapor, dengan hasil sebanyak 42 siswa terduga mumps.
Siswa lainnya diimbau untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bentuk pencegahan.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih, menjelaskan bahwa penyakit mumps yang menyerang siswa SD di Kota Cirebon masih tergolong terkendali.
“Bukan hanya di Kota Cirebon, tetapi di Bandung dan Jakarta pun sedang mengalami tren kenaikan, karena penyakit ini menular,” kata Ade kepada Radar Cirebon, Senin (28/10) lalu.
Ia menyebut beberapa sekolah dengan penderita mumps tertinggi, yaitu di Karyamulya dan Kebonbaru. Disdik juga intens menjalin koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Cirebon untuk meminimalkan penyebaran penyakit menular tersebut.
“Karena masih bisa dikendalikan, sekolah wajib melaporkan ke Disdik agar kita bisa memetakan seberapa bahaya dan aman situasi ini, sehingga kita dapat mengambil langkah yang tepat ke depannya,” tambah Ade.
Melalui surat edaran, Disdik Kota Cirebon juga menginstruksikan siswa yang bergejala demam, sakit leher, atau nyeri saat menelan untuk belajar dari rumah.
Sekolah diperintahkan untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh. Masa inkubasi mumps, kata Ade, adalah sekitar dua minggu.
“Sejauh ini, sekolah dengan kasus terbanyak memiliki 10 anak yang menderita mumps dari sekitar 400 anak di sekolah tersebut. Jadi, kita tidak meliburkan seluruh sekolah, hanya mengkarantina siswa yang bergejala,” ucapnya.
Ade menekankan bahwa penyebaran virus mumps ini memerlukan penanganan yang tepat. Tren kenaikan kasus gondongan pada anak-anak, imbuhnya, terjadi dalam sebulan terakhir. Meski anak-anak diinstruksikan untuk belajar dari rumah, Disdik mengimbau para guru untuk memahami kondisi siswa yang terpapar.
“Bisa jadi, materi pembelajaran bagi siswa yang dikarantina di rumah dapat terpenuhi melalui penugasan. Karena anak yang bergejala juga perlu diperhatikan jika dipaksakan untuk tetap belajar,” pungkasnya. (ade)