CIREBON- Sashimi, Onsen Egg, dan Steak adalah contoh makanan lezat yang sering disajikan setengah matang atau mentah.
Namun, ternyata mengonsumsi makanan setengah matang atau mentah ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan.
Bahkan, protein yang terkandung dalam makanan mentah tersebut tidak dapat diserap oleh tubuh secara maksimal.
BACA JUGA:Buruh Cirebon Siap Menangkan Jeje-Ronald di Pilgub Jabar
Ahli Gizi sekaligus Sekretaris Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Cirebon, Isnar Nurul Alfiyah SGz MGizi, menjelaskan bahwa daging merah, telur, dan ikan laut memang mengandung protein tinggi.
Namun, jika makanan ini dikonsumsi dalam kondisi setengah matang atau mentah, kandungan proteinnya tidak akan bisa diserap secara maksimal oleh tubuh.
Proses pemasakan dibutuhkan untuk mematangkan protein, sehingga saat protein diterima tanpa adanya proses pemasakan, tubuh tidak akan menyerapnya.
”Kandungan protein yang dikonsumsi jadi sia-sia,” ujarnya.
BACA JUGA:Kasus Stunting di Kabupaten Cirebon di Angka 22,9 Persen
Ketika seseorang mengonsumsi makanan setengah matang atau mentah secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang, hal ini dapat menyebabkan penyerapan bakteri dalam tubuh.
Bagi wanita yang baru saja melahirkan dan kerap mengonsumsi makanan mentah, misalnya, virus dan toksoplasma dapat berkembang di dalam tubuhnya.
Akibatnya, ini bisa mengakibatkan kesulitan untuk mendapatkan anak, bayi lahir tanpa tempurung kepala, hingga kelainan pertumbuhan pada bayi dalam kandungan.
BACA JUGA:Momentum Hari Santri, Teladani Para Santri dalam Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia
”Bayi yang mengalami gagal tumbuh dalam kandungan bisa bertahan hidup paling lama 24 jam setelah dilahirkan,” jelasnya.
Isnar menyarankan untuk lebih selektif dalam memilih bahan makanan yang hendak dikonsumsi, dan disarankan untuk memilih makanan yang diolah agar lebih sehat.