Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz

Kamis 23 Nov 2023 - 16:57 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Oleh: Imam Nur Suharno

BANGSA Indonesia akan kembali menyelenggarakan proses pergantian kepemimpinan nasional melalui pemilu (pemilihan umum) Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber dan Jurdil).

Melalui pemilu Luber dan Jurdil ini diharapkan terpilih pemimpin yang mau meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.

Jika pemimpin terpilih mau meneladani kepemimpin Umar bin Abdul Aziz maka akan terlahir pemimpin yang benar-benar mau melayani rakyat bukan yang serba minta dilayani.

Nah, seperti apakah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, berikut ini penulis ketengahkan sebagian dari kisah kepemimpinanya.

BACA JUGA:Soal Penanganan Banjir, Eti Herawati Siap Kordinasi dengan Pusat

Suatu hari, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyewa seekor unta dari seorang pemilik unta untuk perjalanan ke luar kota. Di tengah perjalanan yang kanan dan kirinya penuh dengan pepohonan, tiba-tiba serban Umar tersangkut pohon dan jatuh ke tanah.

Setelah satu kilometer perjalanan, Umar baru diberi tahu bahwa serbannya tersangkut di pohon dan jatuh. Kemudian, Umar turun dari unta dan berjalan mengambil serbannya yang terjatuh.

“Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau mengambil sendiri serban itu? Bukankah kita bisa mengambilnya dengan mengendarai unta.“ tanya sang pemilik unta itu kepada Umar dengan penuh keheranan.

“Tidak, saya menyewa unta hanya untuk pergi, bukan untuk kembali.“ jawab Umar. “Mengapa engkau tidak menyuruhku mengambilnya?“ tanya pemilik unta itu lagi dengan penuh penasaran. “Tidak juga, karena serban itu bukan milikmu, melainkan milikku.“ ujarnya dengan mantap.

BACA JUGA:Purnabakti, Camat Kapetakan Langsung Terjun Politik Praktis

Kisah di atas memberikan pelajaran berharga kepada kita --khususnya para pemimpin di negeri ini-- tentang pentingnya memahami arti kepemimpinan. Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang pemimpin yang memberikan keteladanan dalam memimpin.

Ia tidak memanfaatkan kepemimpinannya untuk minta dilayani, justru ia habiskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk melayani masyarakat.

Di zaman sekarang ini, sebagian orang yang diberikan amanah untuk memimpin suatu kaum atau suatu kelompok orang justru memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan layanan dari orang yang dipimpinnya dan fasilitas yang diluar kewajaran.

Jika setiap pemimpin benar-benar memikirkan untuk kepentingan rakyat, maka setiap program kerja dan kebijakan yang dibuat akan senantiasa berorientasi untuk kepentingan rakyat banyak, bukan untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun kelompoknya.

BACA JUGA:Buruh Ngotot UMK 2024 Naik 15 Persen

Kategori :

Terkait

Sabtu 10 Aug 2024 - 20:01 WIB

Waktu Guru dan Professional Burnout

Minggu 28 Jul 2024 - 10:56 WIB

Jawaban Atas Pertanyaan

Jumat 01 Mar 2024 - 16:42 WIB

Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup

Kamis 29 Feb 2024 - 17:46 WIB

Eksistensi AI Pada Generasi Alfa