MAJALENGKA – Sejumlah enam siswi SMPN 1 Panyingkiran melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Galeri Herty Elit, Desa Karyamukti, Kecamatan Panyingkiran.
Ketua Kelompok PKL Galeri Herty Elit, Intan Brigita Paulia, menyebutkan bahwa para siswa dari SMPN 1 Panyingkiran jurusan Tata Busana melaksanakan PKL di Galeri Herty Elit sejak 5 Agustus hingga 25 November 2024.
Intan menjelaskan bahwa para siswa yang mengikuti PKL di Galeri Batik Khas Majalengka Herty Elit diajari cara membuat motif dan membatik dengan menggunakan canting.
Siswi asal Desa Marongge, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang ini mengaku telah mengenal berbagai motif khas Majalengka.
BACA JUGA:Formasi Guru Terbanyak
Di antaranya Motif Kota Angin, Simbar Kencana, Nyi Rambut Kasih, Lauk Ngibing, Nguseup, Lauk Beunteur, Gunung Seribu, BIJB, dan lainnya.
“Saya senang dengan batik khas Kabupaten Majalengka. Saya tidak gengsi mengenakan batik. Kami bisa membatik motif Ikan Lele di Galeri Herty Elit,” ujar Intan, yang diiyakan oleh peserta asal Desa/Kecamatan Dawuan, Riska Annisa Putri.
Sementara itu, pemilik Galeri Herty Elit, yang dikenal sebagai Maestro Lukisan Bordir, Herry Suhersono, menyebutkan bahwa dirinya terus menciptakan karya motif batik khas Majalengka.
Kawasan wisata Terasering Panyaweuyan di Argapura menjadi inspirasinya untuk menciptakan motif batik “Panyaweuyan.”
BACA JUGA:PKB Belum Sodorkan Nama Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Muiz: Ada Masalah di Internal
Menurut Mas Hery, sapaan akrabnya, motif batik Panyaweuyan merupakan motif batik khas Majalengka yang cukup diminati.
Ia menjelaskan bahwa nama Galeri Herty Elit diambil dari nama dua putrinya, yakni Herty (gabungan nama Heri dan Uti) dan Elit, anak pertamanya yang telah lulus kuliah di UIN Yogyakarta.
Pemberian nama Herty Elit dilakukan saat membuat legalitas PT pada era Bupati Majalengka, H Sutrisno.
Pria kelahiran Indramayu ini menyatakan bahwa saat itu, Majalengka sangat membutuhkan batik.
Meskipun lahir di Paoman Indramayu, ia merasa telah menjadi bagian dari masyarakat Majalengka karena menikah dengan warga Desa Enggalwangi, Kecamatan Palasah, dan ingin berkontribusi dalam menciptakan motif batik khas Majalengka.
BACA JUGA:Gerhana Matahari Cincin yang Jarang Terjadi Tidak Bisa Diamati di Indonesia