Yang membanggakan di media online DNN ini, adalah adanya support dari anak-anak muda. Mereka bisa menjadi konten kreator di jaringan media online ini. Karena itu, di kantor Radar Cirebon misalnya, sekarang ada 2 room. Satu untuk wartawan, dan satu lagi untuk konten kreator.
Tapi sekali lagi, media berita online ini belum mewakili koran. Karena itulah, yang hampir mirip dengan koran adalah media digital Bacakoran. Boleh dibilang, media digital ini sebagai penyempurna koran cetak. Ada beberapa hal yang mendasari untuk mengaplikasikan media digital Bacakoran. Yang paling utama adalah untuk mempertahankan koran supaya tidak mati di era digital ini. Oplah koran boleh turun, tetapi pembaca koran bisa lebih meningkat melalui aplikasi koran digital.
Selain itu juga untuk memberi banyak pilihan kepada masyarakat penikmat koran. Bisa koran cetak dan bisa juga koran digital. Bisa hanya melihat teks dan foto saja. Atau bisa pula menimati tulisan, foto, audio dan video.
Yang juga menjadi pertimbangan untuk tetap mempertahankan koran adalah media ini masih sangat dipercaya oleh masayarakat. Jauh dari berita bohong dan bisa dipertanggungjawabkan. Koran adalah bacaan yang sangat sehat. Karena itu, produk jurnalistik ini perlu dikembangkan dengan versi digitalnya.
BACA JUGA:Serangan Israel di Jalur Gaza Telah Membunuh 92 Wartawan
Ada lagi yang membuat risau, sehingga koran cetak ini harus disempurnakan dengan digital. Suatu saat, ketika koran cetak sudah semakin ditinggalkan, tentu banyak pabrik kertas yang bakal gulung tikar. Semua tahu, bahan utama koran cetak adalah kertas. Jika kertas sudah tidak adalagi, karena pabriknya bangkrut, otomatis koran akan mati sendiri.
Itulah beberapa alasan begitu pentingnya media digital Bacakoran. Namun yang terpenting, setidaknya bagi saya selaku Direktur Utama DNN, dengan digitalisasi akan ada regenerasi pengelola media massa. Zaman sudah berubah. Koran pun harus berubah. Setiap zaman ada generasinyadan setiap generasi ada zamannya. (*)