BACAKORAN.CO - Pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia berjalan masif, salah satunya pembangunan LRT dan MRT.
Diketahui, sejak tahun 2020, Bali awalnya berencana melakukan pembangunan LRT namun pemerintah mulai menggarap megaproyek ini dengan serius pada September 2024.
Total investasi pembangunan LRT yang ditetapkan sekitar Rp14,2 triliun menurut Kementerian Perhubungan.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Menetap di Indonesia Jika Berhasil Bawa Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Biaya ini bisa dipenuhi melalui pinjaman luar negeri sekitar Rp12,46 triliun dan sisanya rencananya akan ditanggung oleh APBD Bali dan pemerintah pusat.
Megaproyek ini adalah upaya pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan memberi alternatif mode transportasi kepada masyarakat setempat maupun wisatawan.
Pulau Bali atau Dewata sendiri memiliki peran yang penting dalam pariwisata Indonesia.
BACA JUGA:Lolos Piala Asia U-20, Indra Sjafri akan Naturalisasi 2 Pemain Tambahan, Siapa Saja?
Visa negara yang dihasilkan Bali sendiri mencapai 30-40 triliun per tahunnya.
Bukan hanya LRT saja, ternyata terdapat dua pembangunan yang bakal dilakukan Bali yakni proyek LRT dan MRT.
Proyek urban rail ini kini telah memasuki babak baru dengan bergabungnya PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai investor pertama.
BACA JUGA:Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Sumpah WNI Hari Ini, PSSI Langsung Daftarkan Nama ke FIFA
BIP ini kemudian menunjuk PT Sarana Bali Dwipajaya sebagai mitra utama untuk megembangkan proyek MRT.
Dimana nilai investasinya di semua tahap pembangunan mencapai 20 miliar USD atau setara Rp14,7 triliun.
Untuk rute MRT ini mempunyai empat fase yang dimulai dari Bandara Ngurah Rai menuju Central Parking dan berakhir di Canggu.
BACA JUGA:Gebrakan Disperkim Jabar: Kawasan Tuntas Sampah, Minimalisir Residu, Tingkatkan Derajat Kesehatan
Kemudian akan diteruskan ke fase yang kedua yakni Bandara Ngurah Rai hingga tempat wisata Nusa 2.
Fase ketiganya yakni akan berlanjut ke Sanur dan fase keempatnya akan tersambung hingga Ubud.
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipajaya menargetkan bahwa pembangunan di fase pertama bakal diselesaikan awal tahun 2028.
BACA JUGA:Perhatikan Jadwalnya: Pendaftaran PPPK 2024 Dibuka 2 Gelombang
Target ini beriringan dengan dimulainya fase kedua yang meliputi Bandara Ngurah Rai menuju Nusa 2 yang diperkirakan rampung tahun 2031 dengan investasi yang fantastis.
Nilai investasi megaproyek ini pun mencapai 10,8 miliar USD atau sekitar Rp175 triliun.
Jadi kedua fase ini saja menghabiskan anggaran yang dahsyat.
BACA JUGA:Langkah Pemkab Cirebon Gelar Mutasi Jelang Pilkada Dinilai Tak Tepat
Pembangunan megaproyek tersebut diharapkan tak akan mengganggu APBD maupun APBN.
Suharso Monorfa dari perwakilan Bappenas menyenggol bahwa tak ingin proyek ini terbebani dengan subsidi dari pemerintah pusat seperti MRT di Jakarta.
Pemerintah Bali bisa meyakini investor untuk berinvestasi pada sektor layanan publik yang menunjang kegiatan masyarakat Bali.
BACA JUGA:Belasan Desa Masih Krisis Air, Hujan Sporadis, BPBD Tetap Suplai Air Bersih
Pembangunan LRT dan MRT di Bali sangat dinantikan masyarakat lantaran memberikan dampak positif khususnya di sektor transportasi. (*)