Akan tetapi, dirinya tidak menyadari. Seolah semua perilaku sebagai pejabat telah sesuai dengan ketentuan. Dia menjalankan terus seperti menurut perkiraannya, seperti menurut keinginannya karena merasa nikmat dengan memedulikan kondisi umatnya.
Abu mengkhawatirkan wajah-wajah itu telah menyimpan niat yang berbeda dengan apa yang ditentukan amanah jabatan itu atau setidaknya kepentingannya telah disiapkan disusupkan.
Wajah-wajah itu bergembira karena menemukan jalan menjalankan keinginan yang terpendam selama ini. Hatinya ingin kemudahan berpuas-puas hidup lebih dari biasanya.
BACA JUGA:Dari 24 Komoditas yang Terdaftar, Hanya Telur Ayam Ras Harganya Turun
Selama ini tersimpan dalam hatinya karena tidak mampu mewujudkannya. Saat mendapatkan jabatannya terbuka bergembira dengan memanfaatkan fasilitas.
Bahkan bukan sekedar dirinya yang bahagia, juga keluarganya mendapatkan kebahagian karena terdampak juga, ikut menikmatinya.
Benarkah jabatan itu kenikmatan? Kenikmatan yang sesungguhnya adalah pada saat umat bahagia karena perilaku kita sebagai pejabat.
Wajah-wajah yang bahagia pada saat dilantik tetap bahagia selama niat menjalankan berbagai aturan yang berakibat pada kesejahteraan umatnya.
BACA JUGA:Beber Program Unggulan, Paslon Dani-Fitria Merapat ke Graha Pena
Wajah-wajah yang ceria itu mungkin telah tahu apa kenikmatan yang akan diterima sebagai pejabat atau belum sesungguhnya jabatan itu pada hakikatnya penambahan tanggung jawab terhadap dirinya.
Jabatan adalah penambahan pada diri seseorang. Semula tidak ada pada dirinya, menjadi ada dan menambah keharusan melakukan kegiatan yang baru.
Sebagai pejabat baru seharusnya menyadari bahwa hidupnya bertambah sempit karena telah ttermasuki dengan tanggung jawab yang baru.
Waktu bersama keluarga berkurang. Waktu bersama jamaah di masjid juga berkurang. Waktu bergeser pada kegiatan yang “dipaksa” harus dijalani dengan komunitas baru.
BACA JUGA:Terus Bertambah, BPBD Catat Ada 10 Desa yang Alami Krisis Air Bersih
Hidupnya diatur dengan “kehendak” baru. Aturan itu mengatur apa yang harus dijalankan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Tambahan tugas itu akan meminta waktu yang mungkin saja tidak terbatas, tidak tertentu. kerja dan kerja baru itu jika dilakukan dengan sepenuh hati akan menghilangkan “kesenangan” yang lalu sering dilakukan.