CIREBON-Mengantisipasi krisis air bersih yang semakin meluas di Kabupaten Cirebon, Pj Bupati Cirebon, Drs H Wahyu Mijaya SH MSi kembali melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon. Mantan Kepala Disdik Jawa Barat itu memerintahkan BPBD agar menyiapkan suplai air bersih.
“Air bersih, kita sudah menyiapkan di BPBD. Kita kemarin sudah komunikasi kembali, terkait laporan di beberapa desa yang kekeringan itu, perlu suplai air bersih,” kata Wahyu Mijaya, Kamis (19/9).
Tidak hanya itu saja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon juga mengupayakan agar suplai bantuan air bersih tetap lancar, untuk didistribusikan pada sejumlah wilayah yang kekurangan air bersih.
“Kemarin kita koordinasi terkait dengan harga, kita coba diskusikan supaya suplai air bersih kita lancar,” jelasnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Sinergitas dengan Media, Dani-Fitria Berkunjung ke Radar Cirebon
Sementara itu, berasarkan catatan dari BPBD, ada 10 desa yang mengalami krisis air bersih akibat kekeringan, antara lain Desa Slangit, Desa Winduhaji, Desa Sedong Kidul, Desa Pemengkang, Desa Dawuan, Desa Banjarwangunan, Desa Setupatok, Desa Luwung, Desa Cupang, dan Desa Astana.
Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, dari 10 desa tersebut, BPBD sudah menjadwalkan pengiriman bantuan air bersih tahap kedua untuk sejumlah desa lainnya, pada hari Kamis (19/9).
Diungkapkan Juwanda, sampai dengan akhir September 2024, pihaknya akan terus melakukan pendistribusian air bersih ke sejumlah tempat yang mengalami krisis air bersih. Sampai per 17 September 2024, sudah ada 76.000 liter air bersih didistribusikan.
“Sesuai jadwal, pendistribusian air bersih sampai akhir September. Karena kita buat jadwalkan sebulan sekali. Karena dinamis, misal ada desa yang mengajukan, harus segera dikirim lagi dan disesuaikan lagi jadwalnya," tandasnya.
BACA JUGA:LHKPN Calon Walikota-Wakil Walikota Cirebon: Farida Tertinggi
Juwanda mengatakan, hujan yang terjadi pada pekan lalu tidak berdampak pada kekeringan yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Hanya, membuat cuaca lebih adem.
“Hujan kemarin tidak berpengaruh banyak, masi kekurangan air bersih. Malah semakin bertambah Desa terdampaknya,” katanya.
Ia juga menilai, meskipun cuaca kerap mendung, musim hujan diprediksi akan terjadi pada akhir bulan Oktober. Menurutnya, hujan pekan lalu, hanya rekayasa cuaca dengan kering musim kemarau yang begitu terik pada siang, dan dingin pada pagi harinya.
Disinggung menghadapi bencana alam pada musim penghujan nanti, Juwanda menjelaskan, SK Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi secara regulasi akan dibuat dari 1 November sampai 30 Juni 2025, dimana isinya terkait antisipasi banjir karena hujan, banjir karena rob, puting beliung, tanah longsor, dan lainnya. (cep)