Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Ikut Cegah Stunting Lewat Pengabdian Masyarakat

Jumat 13 Sep 2024 - 15:00 WIB
Reporter : Raswidi Hendra Suwarsa
Editor : Raswidi Hendra Suwarsa

BACA JUGA:Atasi Kekurangan Air, PAM Tirta Kamuning Tambah Sumber Air Baku Baru dari Cibangir

Implementasi dari Perwali ini adalah dengan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader keluarga berencana. 

Tim ini bertugas untuk melakukan pendampingan terhadap keluarga yang berisiko melahirkan generasi stunting. 

Salah satu bentuk pendampingannya adalah pemberian ASI eksklusif, yang didukung oleh Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

BACA JUGA:Sebanyak 148 Ribu Tiket KA Habis Menjelang Libur Panjang Maulid Nabi, Melebihi Kapasitas Kursi yang Tersedia

Pemerintah telah menetapkan target cakupan ASI eksklusif tahun 2024 sebesar 80%. Data terbaru menunjukkan capaian rata-rata nasional sebesar 71,58%. 

Kota Cirebon juga memiliki target cakupan ASI eksklusif sebesar 80%. 

Kelurahan Argasunya, yang merupakan wilayah kerja UPT Puskesmas Sitopeng, memiliki cakupan ASI eksklusif sebesar 69,9% berdasarkan Bulan Penimbangan Balita Agustus 2024. 

BACA JUGA:Nikita Mirzani telah melaporkan Vadel Badjideh, Lolly Malah Pamer Gelang Couple

”Belum maksimalnya capaian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pengetahuan ibu, sosial budaya setempat, ibu yang bekerja, ibu yang sakit, dan anggapan bahwa ASI kurang,” jelasnya.

Untuk itu, Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi D.III Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya hadir untuk memberdayakan kader posyandu sebagai Kader Peduli ASI Hebat (KaLi ASI-H). 

Kader dibekali pengetahuan tentang manajemen laktasi dan keterampilan dalam melakukan konseling kepada ibu hamil tentang persiapan menyusui. 

BACA JUGA:Tanpa Kordinasi, Situs Objek Bersejarah di Goa Sunyaragi Dipagar Pihak Swasta

Melalui kegiatan ini, diharapkan kader dapat mempersiapkan ibu hamil dengan lebih baik, mengenal anatomi payudara, memahami pentingnya ASI, mengetahui kunci keberhasilan menyusui dan manfaatnya, serta memahami masalah-masalah dalam pemberian ASI dan mitos-mitos menyusui. Selain itu, kader juga dibekali teknik konseling menyusui.

”Diharapkan anggapan bahwa susu formula dapat menggantikan ASI tidak akan terjadi, karena ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan tidak dapat tergantikan oleh makanan dan minuman lainnya hingga usia 6 bulan, dan dapat dilanjutkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang berkualitas,” ujarnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung di Aula UPT Puskesmas Sitopeng beberapa waktu lalu, diikuti oleh 23 kader posyandu. 

Kategori :