Denis Hayes, seorang aktivis lainnya, menguraikan lebih lanjut, bahwa industri petrokimia adalah bagian besar dari masalah ini, karena menghasilkan banyak plastik.
Pabrik plastik yang awalnya didirikan di luar perkampungan, lambat laun bersatu dengan permukiman baru, karena pekerja pabrik cendrung melihat masalah transportasi ke tempat kerja adalah faktor biaya.
Hal ini merugikan masyarakat dan lingkungan di sana. Anehnya, sebagian besar barang, seperti kantong plastik dan botol minum, tidak didaur ulang, dan kalau dilakukan daur ulang juga menggunakan banyak air.
BACA JUGA:Tahun Ini Pamkab Majalengka Mulai Tambah Insentif BPD
Untuk itu, sebagai peran serta warga masyarakat dalam perenungan sekaitan dengan hari Bumi se Dunia pada hari ini, maka beberapa hal kecil yang dilakukan dengan membawa kantong belanja sendiri jika berbelanja di kedai atau toko serba ada, membawa botol minuman atau tumbler, tidak menggunakan sedotan plastik, menghindarkan diri dari membeli makanan dan minuman kemasan plastik, dan melakukan reuse dan recycle terhadap sampah plastik. Bahkan tindakan kecil yang terus dilakukan adalah disiplin membuang sampah pada tempatnya.
Perhatikan dengan saksama, apa yang dilakukan warga yang masih setia tinggal di pelosok jauh dari kebisingan kota.
Mereka mengambil bahan daun-daunan yang dibutuhkan untuk lalapan dan sayur yang dibutuhkan pada hari itu juga memberi pelajaran berharga bagi masyarajat modern.
Kebiasan mereka untuk bercocok tanam dengan berpindah yang pada awalnya dianggap merusak lingkungan, ternyata menurut hasil penelitian justru memberikan kesempatan kepada bumi untuk mengatur dirinya dalam melakukan penyesuaian terutama perubahan iklim atau melakukan relaksasi bagi dirinya untuk dapat ditanami pada priode setelahnya.
BACA JUGA:Pamkab Indramayu Bangun Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi
Sejatinya, keterlangsungan keberadaan bumi sebagai planet adalah suatu keniscayaan yang harus dijaga dan dipelihara secara terus menerus. (*)
*Penulis adalah Pengurus PKK Desa Wanantara Indramayu