Monster Plastik

Kamis 12 Sep 2024 - 15:22 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Kita perlu menghasilkan lebih banyak bukti ilmiah yang kemudian akan mengembangkan solusi dan mendorong intervensi regulasi.

Untuk itu, diperlukan plastik yang ramah lingkungan. Secara umum, ada tiga kategori plastik ramah lingkungan, yaitu bioplastik, plastik yang dapat terurai secara hayati (biodegradable plastic), dan plastik daur ulang. 

Pertama, bioplastik adalah jenis plastik polimer yang dibuat dengan sumber daya terbarukan dan mampu terurai secara alami. Plastik berbasis hayati atau bioplastik terbuat dari tumbuhan seperti bahan tepung yang berasal dari kentang atau jagung. 

Kemudian, pati jagung ditambahkan PLA (polylactic acid), PHA (polyhydroxyalkanoic), serta bahan baru yang inovatif seperti Notpla, larutan yang terbuat dari rumput laut.

BACA JUGA:Resmikan Gedung Baru, RSUD MA Sentot Patol Jadi Pusat Pelayanan Kesehatan di Wilayah Indramayu Barat

Umumnya, produk plastik daur ulang masih dianggap sebagai plastik konvensional atau bukan plastik yang ramah lingkungan.

Sebab, masih sulit terurai secara alami. Namun, plastik daur ulang dinilai memberikan dampak positif untuk mengurangi sampah plastik. 

Volume besar sampah plastik berakhir di tempat pembuangan akhir, sungai, dan lautan setiap tahun, dan ketika terkena kondisi lingkungan seperti penyinaran matahari dan aberasi bahan plastik perlahan-lahan terurai melepaskan partikel mikro dan nano-plastik.

Plastik, kini  menjadi “monster” baru bagi kehidupan manusia. Produksi plastik di seluruh dunia kini menembus rekor baru, mayoritas terbuat dari polimer yang diproduksi dengan energi fosil. Hal ini terjadi meskipun ada upaya global untuk mengurangi polusi plastik dan emisi karbon. 

BACA JUGA:Dosen dan Mahasiswa Uniku Lakukan Pengabdian Masyarakat di Pasir Batang Desa Karangsari

Laporan indeks kedua Senin, 6 Februari 2023 oleh Plastic Waste Makers Index,  Organisasi Filantropi Minderoo Foundation menemukan, dunia menghasilkan 139 juga metrik ton sampah sekali pakai pada 2021.

Jumlah ini 6 juta metrik ton lebih banyak dari 2019, ketika laporan indeks pertama dirilis. Laporan ini menunjukkan, bahwa tambahan sampah plastik yang dihasilkan dalam dua tahun tersebut setara dengan hampir satu kilogram lebih banyak untuk setiap orang di planet ini dan didorong oleh permintaan akan kemasan fleksibel seperti film dan sachet. 

Saat ini, seperti yang dilakukan, makanan, minuman, obat dan keperluan lainnya dengan mudah dijumpai dalam bentuk sachet.

Beberapa tahun terakhir, pemerintah di seluruh dunia telah mengumumkan kebijakan untuk mengurangi volume plastik sekali pakai, melarang produk seperti sedotan sekali pakai, peralatan makan sekali pakai, wadah makanan, penyeka kapas, tas, dan balon. 

BACA JUGA:Fasilitasi Petani Kembangkan Produksi Garam Industri, Lahan Garam Paling Potensial Ada di Desa Muara

Kathleen Rogers, yang mewakili earthday.org, menekankan bahwa plastik ada di mana-mana, bahkan di dalam diri manusia dan memperburuk kesehatan.

Tags :
Kategori :

Terkait