Selain beberapa manfaat tersebut, ranking rapor juga memberikan dampak negative pada siswa. Dinatranya, pertama, menganggap siswa sekelasnya sebagai saingan. Dengan anggapan ini, siswa susah untuk melakukan kerja sama dalam pembelajaran, karena dalam prinsipnya bagaiamana ia bertindak terbaik dan mendapatkan nilai tertinggi mengalahkan temannya.
Dampaknya, siswa tidak mampu bekerja secara beregu (team work), tidak peka terhadap siswa lain yang memiliki kemampuan rendah dalam satu hal. Bahkan ketika dalam satu team, cenderung menolak yang berkemampuan rendah.
Kedua, munculnya rasa super atau lebih tinggi. Pembelajaran dengan renking memicu munculnya seggregasi atau pengelompokan pada siswa yaitu siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bahkan, kadang guru yang mestinya bertindak adilpun turut larut menggunakan klasifikasi tersebut dalam pembelajaran, sehingga tidak adanya kesetaraan dalam belajar.
Hal ini membuat beberapa siswa menjadi minder atau rendah diri. Kondisi ini membuat guru tidak serius menggali potensi siswa. Begitupun, siswa tidak berupaya sungguh-sungguh untuk mengeluarkan segala kemampuannya untuk mencari talenta yang dimilikinya karean ia sudah minder.
BACA JUGA:Terima 1.432 LHKPN, KPK Ungkap 107 LHKPN Calon Kepala Daerah Belum Lengkap
Dua alasan di atas, menguatkan betapa bahayanya rapor dengan ranking tersebut. Sebaliknya, setelah rapor tanpa ranking, maka pembelajaran lebih konstruktif. Pembelajaran tanpa renking rapor meniscayakan bahwa siswa memiliki keragaman potensi dan talenta. Memiliki keragaman potensi kecerdasan. Semua siswa dianggap sama di hadapan guru.
Semua dilayani menurut kemampuan dan cara belajar masing-masing. Selain itu, dapat mengembangkan rasa tanggungjawab dan kerja sama dengan teman serta berkembangnya empati terhadap teman yang mengalami kesulitan.
RAPOR HARIAN SEBAGAI ALTERNATIF
Lalu bagaimana cara memotivasi siswa agar tetap semnagat, memiliki target yang jelas, orang tua dapat mengetahui prestasi hariannya dan berprestasi kembali seperti saat rapor masih menggunakan renking? Salah satu alternatifnya adalah dengan dengan rapor harian. Rapor harian adalah laporan prestasi siswa setiap hari berkaitan dengan kemajuan siswa dalam mengikuti suatu pelajaran. Rapor harian dibuat oleh setiap guru mata pelajaran. Dengan rapor harian ini, diharapkan siswa termotivasi untuk berprestasi dan orang tua mengetahui perkembangan akademik siswa.
BACA JUGA:Forum Masyarakat Kecapi Kota Cirebon Merasa Cocok dengan Program Dani-Fitria
Rapor harian merupakan miniatur modul yang membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan rapor harian, siswa mampu menumpahkan seluruh potensinya untuk meraih prestasi sebaik mungkin karena siswa mampu mengetahui apa yang akan dikerjakan di kelas serta bagaimana penilaian yang akan dilakukan oleh guru.
Rapor harian berisi tentang kkm mata pelajaran, target nilai siswa, CP (bab), model pembelajaran, tehnik penilaian. Raport harian ditulis oleh siswa pada saat pertama kali pertemuan disetiap awal semester. Saat hari pertama masuk, guru meminta kepada siswa untuk mencatat beberapa hal di atas. Guru mencacat di papan tulis dengan judul Rapor Harian. Lalu tulis kkm mapel. Misalnya 75, untuk mapel PAI Kelas 8 SMP Negeri 8 Kota Cirebon.
Dibawah kkm, siswa diminta menulis target nilai. Misalnya, target nilai 90. Untuk menentukan target ini, bila kelas 8, maka mempertimbangkan nilai terahir di kelas 7. Bila kelas 9, maka mempertimbangkan nilai terakhir di kelas 8. Untuk kelas 7, boleh mempertimbangkan nilai saat SD atau nilai ijazah. Bila ditemukan siswa yang merasa kesulitan mengingat nilai sebelumnya, maka arahkan penentuan target harus di atas kkm.
Di bawah tulisan target, siswa menulis cp, model pembelajaran, teknik penilaian. Misalnya di kelas 8 PAI semester 1 Cp (bab I) Pelestarian Alam dan Lingkungan. Proses belajar dengan driil:hafalan qs. Arum. Praktek bacaan lam jalalah dan ra dengan tutor sebaya, dengan penilaian; Prestasi Diri: 80, motivasi teman 10, dan motivasi teman 10.
BACA JUGA:BI Dukung UMKM Naik Kelas
Dengan data tersebut, siswa akan mempersiapkan diri untuk hafalan QS.Arrum. dalam pembelajaran dilakukan secara drill dan terpotong-potong dihafal beserta artinya. Bagi yang hafal, maka dinilai 100. Pertemuan berikutnya, membahas tentang lam jalalah dan ra.