Guyub melalui Tradisi Ngapem

Minggu 08 Sep 2024 - 21:28 WIB
Reporter : M Hasanuddin
Editor : M Hasanuddin

Setiap bulan Safar, masyarakat Cirebon dan sekitarnya selalu disibukkan dengan tradisi membuat kue apem. 

Tahun ini, tradisi tahunan tersebut kembali dilakukan oleh keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon pada Rabu (4/9) lalu.

Kue apem, yang memiliki cita rasa tawar, biasanya disajikan bersama cairan gula merah dan parutan kelapa. 

Tradisi ini tidak hanya melibatkan pembuatan kue apem, tetapi juga pembagiannya kepada tetangga atau masyarakat sekitar, memperkuat nilai kebersamaan dan guyub di antara warga Cirebon.

Di Keraton Kasepuhan, prosesi Ngapem diawali dengan doa bersama di Langgar Alit, yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi Tawurji. 

Tradisi ini merupakan bagian dari perayaan Rabu Wekasan, yang jatuh pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Menurut cerita, tradisi Ngapem ini sudah dilakukan sejak zaman Sunan Gunung Jati, di mana pada masa itu, apem juga dibagikan kepada masyarakat sekitar keraton dan keluarga keraton.

Antusiasme masyarakat untuk terlibat dalam tradisi ini sangat terasa. Mereka dengan setia mengikuti setiap prosesi yang dilakukan. 

Tradisi Ngapem di Keraton Kasepuhan tidak hanya melibatkan warga setempat, tetapi juga menarik wisatawan dari berbagai kota.

Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeriadiningrat, menjelaskan bahwa sebelum prosesi Ngapem dan Tawurji, Keraton Kasepuhan telah melaksanakan tradisi Bekaseman. 

Bekasem adalah ikan yang difermentasi dan disimpan di dalam gentong dengan bumbu khas.

Selain itu, pada tanggal 5 Maulud, Keraton Kasepuhan akan menggelar tradisi Siraman Panjang, sebuah prosesi mencuci piring-piring peninggalan Gusti Sinuhun, seperti piring tafsi dan piring pengiring.

”Puncak dari seluruh rangkaian acara ini akan berlangsung pada 12 Maulud atau 16 September 2024, di mana piring-piring dan bekasem tersebut akan diarak dalam tradisi Panjang Jimat,” pungkasnya. (ade)

Kategori :