MAJALENGKA – Bakal Calon Bupati Majalengka, Eman Suherman, mengapresiasi tradisi Rebo Wekasan yang digelar di Kampung Kaputren, Desa Putri Dalem, Kecamatan Jatitujuh.
Tradisi tahunan ini, yang diwarnai dengan pembuatan dan pembagian kue apem, menurut Eman, tidak hanya kaya nilai religius, tetapi juga memiliki potensi ekonomi untuk dijadikan produk unggulan khas Majalengka.
Eman menyatakan rasa terkejutnya ketika menerima kue apem dari warga Kampung Kaputren.
BACA JUGA:Pasang Rumah Burung Hantu dan Giat Gropyokan Cara Atasi Hama Tikus di Desa Bangodua
Kue ini diserahkan sebagai bagian dari tradisi Rebo Wekasan, yang diyakini berfungsi sebagai penolak bala dalam kepercayaan Islam.
"Saya merasa terkejut dan sangat mengapresiasi tradisi ini. Kue apem yang diberikan kepada saya merupakan simbol penolak bala dan bentuk tradisi kebudayaan yang memiliki nilai religius tinggi. Tradisi seperti ini harus kita lestarikan," ujar Eman Suherman.
Selain melihat nilai religius di balik tradisi ini, Eman juga mengungkapkan bahwa kue apem dari Kampung Kaputren memiliki cita rasa yang unik dan berpotensi besar menjadi produk UMKM khas Majalengka.
BACA JUGA:Cara Aktivasi iMessage dan Facetime Buat Pelanggan XL Axiata
Menurutnya, tradisi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi lokal dengan menjadikan kue apem sebagai oleh-oleh khas Majalengka.
"Apem dari Kampung Kaputren ini rasanya luar biasa, dan saya yakin bisa menjadi souvenir khas Majalengka. Selain membawa nilai religius, kue ini juga bisa menjadi produk unggulan UMKM. Majalengka harus memiliki oleh-oleh yang unik dan khas seperti apem ini," katanya.
Eman berharap agar tradisi Rebo Wekasan dan pembuatan kue apem ini terus dilestarikan, tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan UMKM.
BACA JUGA:Ranking FIFA Timnas Indonesia Melesat Usai Tahan Imbang Arab Saudi, Siap Hadapi Australia di GBK
Dalam tradisi Rebo Wekasan, masyarakat Kampung Kaputren bersama-sama membuat sekitar lima ribu kue apem, yang kemudian dibagikan kepada warga dan sejumlah tokoh penting, termasuk para calon bupati yang akan bertarung dalam Pilkada Majalengka.
Pembuatan kue ini dilakukan secara gotong royong, dengan bahan-bahan yang disediakan oleh masyarakat setempat.
"Kami berharap Pilkada Majalengka ini bisa berjalan dengan lancar, damai, dan penuh persaudaraan, meskipun ada perbedaan pandangan di antara para calon dan pendukungnya," kata Eman.