Riska Hermawan Atlet Pencak Silat Putri Asal Majalengka Siap Berlaga di Ajang PON
Atlet pencak silat putri asal Kabupaten Majalengka, Riska Hermawan bersama Prabowo Subianto.-dokumen -tangkapan layar
MAJALENGKA – Atlet pencak silat putri asal Kabupaten Majalengka, Riska Hermawan, menjadi satu-satunya atlet pencak silat dari Kota Angin yang memperkuat Provinsi Jawa Barat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh dan Sumut.
Pelatih pencak silat asal Kabupaten Majalengka, Cece Hermawan, menyebutkan bahwa Riska, yang merupakan putrinya, akan bertanding pada kelas ganda putri berduet dengan Ririn, atlet asal Kabupaten Subang.
Riska, kelahiran 1996, telah membela Kabupaten Majalengka sejak SD dan baru pulang dari Prancis setelah mengikuti eksebisi pencak silat yang masuk Olimpiade.
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS 2024 di Kabupaten Majalengka Dibuka Mulai Tanggal 20 Agustus- 6 September
“Semoga Riska sukses di PON dan ke depannya bisa membela nama baik Indonesia di tingkat internasional. Sejak SD hingga sekarang, dia selalu membawa nama baik Kabupaten Majalengka,” tandas Cece.
Menurut pria asal Desa Tarikolot, Kecamatan Palasah ini, selama dua periode lebih, ia memilih mundur dari kepengurusan IPSI Kabupaten Majalengka karena janji pemerintah yang tidak terpenuhi.
Ia kemudian membela Kabupaten Bekasi dan berhasil menyumbangkan lima medali emas di Porda Subang lalu.
BACA JUGA:Ada Kepulan Asap dan Suara Teriak Demontran di GOR Singalodra
Cece bersyukur bisa kembali menjadi pelatih pencak silat Provinsi Jawa Barat pada PON untuk kelima kalinya.
Dalam 25 hari ke depan, ia akan fokus pada PON dan berharap dapat meraih hat-trick untuk Jabar.
“Alhamdulillah, saya kini dipercaya sebagai ketua lembaga pelatih Jabar dengan sertifikat pelatih internasional. Untuk kelima kalinya, saya masih diberikan kepercayaan sebagai pelatih di PON,” ucapnya.
BACA JUGA:PKB Sebagai Partai yang Mendapat 9 Kursi di DPRD Dinilai Mandul
Ia juga berterima kasih kepada Pemkab Majalengka dan Dispora Kabupaten Majalengka yang telah memberikan dukungan dan mengangkat atlet berprestasi menjadi Tenaga Kerja Kontrak (TKK).
“Dukungan ini merupakan obat lelah saya, meski perjalanan penuh liku-liku,” pungkasnya.