Hasil Survei Indikator, Kades Panjalin Kidul Berada di Urutan Atas, Ungguli Eman dan Karna Sobahi
Dudung Abdullah Yasin-is-dokumen -tangkapan layar
MAJALENGKA- Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024, sejumlah nama kandidat bakal calon bupati dan wakil bupati telah muncul di berbagai lembaga survei.
Beberapa nama yang sudah sering disebut adalah Eman Suherman, Karna Sobahi, Maman Imanulhaq, Tarsono D. Mardiana, dan Jefry Romdonny.
Namun, ada satu figur menarik dalam bursa Pilkada Majalengka tahun ini, yaitu Kepala Desa Panjalin Kidul, Dudung Abdullah Yasin.
BACA JUGA:Yusuf Haniyanto, Penual Kopi Keliling Raup Keuntungan Rp 2 Juta per Hari
Dudung bahkan berhasil mengungguli kandidat lain yang telah lebih dahulu mendaftar ke partai politik (Parpol) dan memasang alat peraga kampanye (APK).
Menurut survei Indikator, nama Dudung Abdullah Yasin, yang telah menjabat sebagai kepala desa selama tiga periode, justru berada di urutan atas bersanding dengan figur terkenal seperti Eman Suherman dan Karna Sobahi.
Lembaga survei Indikator merilis hasil survei dari pertengahan Juli hingga akhir Juli, menunjukkan bahwa Dudung Abdullah Yasin berada di urutan enam besar, mengungguli Sigit Purnomo (Pasha Ungu) dan anggota DPR RI terpilih, Jefry Romdonny.
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Capai 99,9 Persen, Bupati Nina Raih Penghargaan UHC
Dalam simulasi terbuka yang mencakup 35 nama kandidat calon bupati dan wakil bupati Majalengka 2024, Dudung menempati urutan enam, di bawah Eman Suherman, Karna Sobahi, artis Deny Cagur, mantan wakil bupati Majalengka Tarsono D Mardiana, dan Maman Imanulhaq, yang juga anggota DPR RI terpilih.
Kepala Desa Panjalin Kidul ini mampu memperoleh persentase 1,2 persen, jauh mengungguli kandidat lain yang telah lebih dulu memasang baliho dan APK.
Menanggapi hal ini, Abah Dudung, sapaan akrabnya, mengaku tidak menyangka namanya masuk dalam beberapa lembaga survei untuk Pilkada Majalengka tahun ini.
BACA JUGA:Program Pertanian Masuk Sekolah, Siswa SMPN 3 Sliyeg Dibekali Ilmu Pertanian
Dudung menganggap fenomena ini sebagai indikasi kuat bahwa di Majalengka sudah saatnya kepala desa tampil ke jenjang yang lebih tinggi.
Hal ini sejalan dengan tren di beberapa daerah lain di mana kepala desa menjadi kepala daerah (bupati) atau wakil bupati.