Wujudkan Kampung Wisata yang Aktif dan Berdaya Melalui Akulturasi Budaya di Festival Panjunan Akulturactive
Pj Walikota Cirebon, Sekretariat Daerah Kota Cirebon, dan Kesultanan Cirebon turut datang dan membuka Festival Akulturactive yang akan menjadi awal pembentukan Kampung Wisata Arab di Kota Cirebon.-Seno Dwi Priyanto/radar cirebon-radar cirebon
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon menggelar kegiatan festival kebudayaan yang bertajuk “Festival Panjunan Akulturactive” yang dihadiri langsung oleh Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi serta tokoh-tokoh kesultanan Cirebon. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 26 - 28 Juli 2024 di Kampung Arab Panjunan.
Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, kegiatan ini merupakan penggabungan dari dua kata yakni akulturasi dan aktif yang mengartikan sebagai persatuan budaya yang turut aktif dalam pembentukan kampung wisata yang menjadi program unggulan untuk tahun 2024. Kegiatan ini dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Barat yang harapannya akan menjadi destinasi wisata baru. Pemerintah Kota Cirebon akan terus mendukung kegiatan ini dengan membentuk komunitas lokal dan pemeliharaan yang akan menjadi kampung wisata yang hidup.
“Dengan peran serta dukungan masyarakat setempat, kegiatan ini akan menjadi magnet pariwisata sehingga membawa kesejahteraan bagi masyarakat Cirebon, khususnya di wilayah Panjunan,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon Agus Sukmanjaya menuturkan, kegiatan Festival Special Muharam 1446 H yang merupakan penanda awal dari rangkaian kegiatan wisata Arab Panjunan dengan menghadirkan berbagai macam acara dari mulai penampilan seni budaya, UMKM, Ngaji Sejarah hingga Ziarah ke makam Pangeran Pekalongan. Agenda rutin ini, sebagai bagian promosi budaya pariwisata untuk menggali potensi warga lokal Panjunan.
BACA JUGA:CEF 2024 Tingkatkan Ekonomi Ciayumajakuning
“Dengan kolaborasi masyarakat Panjunan, mudah-mudahan bisa mengangkat tradisi dan seni budaya Kampung Arab Panjunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas,” ucapnya.
Disbudpar mengajak kepada masyarakat setempat untuk meneruskan dan memelihara budaya asli di wilayah Panjunan termasuk kerajinan gerabah yang mana menjadi unggulan di kawasan tersebut. Hal ini karena asal mula kerajinan gerabah sendiri dibawa oleh Pangeran Panjunan, namun pengrajin gerabah di wilayah Panjunan masih kurang memadai. Dengan melakukan penyuluhan melalui workshop diharapkan masyarakat setempat dapat menyadari potensi yang ada.
“Kampung Arab sebenarnya sudah menjadi destinasi wisata religi, namun kita akan coba padukan dengan potensi wisata lain dari segi kuliner, seni budayanya hingga tradisinya. Maka dari itu, kita akan mulai ruang-ruang diskusi untuk masyarakat setempat,” ucapnya.
Adapun kegiatan seperti pembelajaran secara langsung kerajinan gerabah yang dapat dicoba oleh berbagai kalangan baik orang dewasa maupun anak-anak. Sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk dapat meningkatkan kesadaran dan potensi kerajinan lokal yang dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat serta kelestarian budaya lokal.
BACA JUGA:BSI Ajak 140 Anak Yatim Belanja
Warga setempat Panjunan merespons positif atas kegiatan akulturasi budaya ini. Bahkan akan terus meneruskan dan memelihara tradisi serta budaya yang ada di kawasan tersebut. Mereka berharap di Kampung Arab ini tidak melulu pelakunya hanya etnis Arab, justru seluruh etnis yang membuat kampung wisata ini menjadi hidup dan sejahtera.
“Kami ingin output-nya adalah masyarakat peduli dengan lingkungannya, menjaga tradisinya kemudian menstransformasi apa yang mereka miliki untuk masyarakat sekitar ini bisa menjadi potensi peningkatan sosial ekonomi masyarakat di sini,” tutup kadisbupar. (seno)