Koruptor Meninggal, Kok Dimakamkan di Taman Makan Pahlawan?

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron -dokumen -Radar Cirebon

JAKARTA - KPK menyesalkan orang yang dinyatakan korupsi dan menjadi warga binaan lembaga pemasyarakatan, tepi ketika meninggal dunia dimakamkan di Taman Makan Pahlawan (TMP). Pernyataan tersebut terkait, meninggalnya mantan Walikota batu, Eddy Rumpoko. 

"Kami menyesalkan seseorang yang telah berdasarkan putusan hukum dinyatakan korupsi yang artinya telah merugikan dan mengkhianati rakyat dan negara Indonesia, ternyata dimakamkan di taman pahlawan," kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron. 

Menurut Ghufron, perlu peninjauan ulang siapa saja yang berhak dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP). Meski punya penghargaan bagi negara, apabila dia terbukti tak seharusnya dimakamkan di TMP.

Kata dia, sekaligus ke depan perlu mereview kembali tentang protap siapa yang berhak dimakamkan di TMP, yang semestinya apapun penghargaanya jika ternyata setelahnya terbukti korupsi, harusnya semua penghargaan tersebut di assest kembali kelayakannya dan haknya untuk dikubur di TMP," papar Gufron.

"Hal ini penting untuk tidak mencederai penghormatan bangsa Indonesia kepada para pahlawannya," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Eddy Rumpoko divonis 5 tahun dan 6 bulan penjara karena terbukti menerima suap senilai Rp 295 juta dan satu unit mobil Toyota Alphard senilai Rp1,6 miliar dari pengusaha Filiput Djap, Direktur PT Dailbana Prima.

Suap tersebut diduga terkait proyek belanja modal dan mesin pengadaan meubelair di Pemkot Batu tahun anggaran 2017 senilai Rp5,26 miliar yang dimenangkan PT Dailbana Prima.**

 

Tag
Share