Kurikulum Sastra Era Digital
Ilustrasi--
Oleh: Mukhammad Alwani
SASTRA selalu memiliki peran penting dalam pengembangan intelektual dan emosional peserta didik. Sastra tidak hanya menjadi medium untuk mengenal karya-karya besar, tetapi juga menjadi alat untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, empati, dan apresiasi terhadap keberagaman budaya.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, pengajaran sastra mengalami berbagai tantangan, mulai dari perubahan kurikulum yang lebih menitikberatkan pada STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) hingga rendahnya minat membaca di kalangan generasi muda.
Masuknya era digital membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Teknologi digital menawarkan berbagai alat dan sumber daya yang dapat memperkaya pengajaran sastra.
BACA JUGA:Akal-akalan Daftar Ulang Naik Kelas
Misalnya, e-book, video pengajaran, platform diskusi daring, dan perangkat lunak analisis teks memungkinkan guru dan siswa mengeksplorasi teks sastra dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.
Interaktivitas dan aksesibilitas yang ditawarkan oleh teknologi ini membuka peluang baru dalam menyampaikan materi sastra yang lebih menarik dan relevan bagi generasi digital.
Namun, fenomena ini juga membawa tantangan tersendiri. Menurut Lev Vygotsky dalam teori pembelajaran sosialnya, interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran. Dalam konteks era digital, interaksi ini dapat berkurang jika teknologi tidak digunakan dengan bijak.
Pemanfaatan teknologi tanpa strategi yang tepat dapat menyebabkan belajar dan mengajar sastra menjadi kurang mendalam dan kehilangan esensi dari pembelajaran yang sebenarnya.
BACA JUGA:Pj Walikota Cirebon : Pilkada di Kota Cirebon Harus Sukses Tanpa Ekses
TANTANGAN PEMBELAJARAN SASTRA
Beberapa masalah utama yang timbul dalam pengajaran sastra di era digital. Pertama, disparitas akses teknologi, di mana tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi yang dapat menyebabkan kesenjangan dalam pembelajaran.
Kedua, kurangnya keterlibatan emosional: Teknologi dapat membuat pembelajaran terasa kurang personal dan emosional yang esensial dalam mengapresiasi karya sastra.
Ketiga, distraksi digital: Kehadiran teknologi juga membawa distraksi yang dapat mengurangi fokus siswa terhadap materi sastra yang dipelajari.