Trump Ancam Deportasi Mahasiswa Protes Pro-Palestina

Pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina pada demonstrasi di Universitas Columbia pada hari ketiga "Perkemahan Solidaritas Gaza" di New York, AS, 19 April 2024.-Selcuk Acar/Anadolu via Getty Images-radar cirebon

WASHINGTON DC - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menuai kontroversi setelah mengumumkan janji untuk mengusir mahasiswa asing yang terlibat dalam protes pro-Palestina di AS, jika terpilih kembali dalam pemilihan presiden AS 2024.

Dalam laporan The Washington Post pada Senin (27/5), Trump diwartakan berkata: "Satu hal yang saya lakukan adalah, mahasiswa mana pun yang melakukan protes, saya usir mereka ke luar negeri. Anda tahu, ada banyak mahasiswa asing. Begitu mereka mendengarnya, mereka akan menurut."

Ucapan tersebut berasal dari acara pertemuan dengan sponsor kampanye Presiden Trump pada 14 Mei lalu, dikutip dari para donor yang hadir.

Trump tampaknya menganggap protes pro-Palestina sebagai bagian dari "revolusi radikal" yang ingin dia tundukkan secara pribadi, sebuah pandangan yang ia ungkapkan setelah mendengar komentar seorang peserta yang menyatakan bahwa para mahasiswa dan profesor yang melibatkan diri dalam protes mungkin akan masuk dalam pemerintahannya sendiri suatu hari nanti.

BACA JUGA:Menanti Kedatangan Pasangan Panda Raksasa ke Kebun Binatang Nasional Amerika Serikat

Selain itu, Trump juga memberikan apresiasi kepada kepolisian New York yang telah menghadapi aksi protes tersebut, juga mendorong lembaga penegak hukum kota-kota lain di AS untuk mengikuti langkah yang dilakukan oleh aparat New York, demikian yang dikabarkan The Washington Post .

Beberapa demonstrasi pro-Palestina telah mengguncang kampus-kampus di seluruh AS dalam beberapa pekan terakhir, dengan mahasiswa menuntut penghentian dukungan militer, finansial, dan diplomatik AS terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza. Tuntutan ini muncul sebagai respons atas kematian lebih dari 36.000 warga Palestina akibat operasi tersebut.

Selain protes, mahasiswa juga meminta universitas-universitas mereka untuk mengutuk kampanye militer Israel di Gaza, melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel, dan menghentikan program studi di luar negeri di universitas-universitas Israel.

BACA JUGA:Korut Gagal Luncurkan Roket Baru

Tindakan Trump dan sikap para mahasiswa tersebut memunculkan perdebatan tentang hak untuk menyuarakan pendapat serta dampak dari aspek politik terhadap lingkungan belajar di AS, terutama dalam konteks hubungan AS dengan negara-negara Timur Tengah, khususnya dalam kasus konflik Israel-Palestina. (ant/jpnn)

Tag
Share