Eksegesis Kesurupan Linda!

SAHABAT VINA: Linda kembali mengalami kerasukan dan menyebut nama lain dalam kasus Vina dan Eky.-dedi haryadi-radar cirebon

Oleh: Heruw Cokro

PADA Selasa, tanggal 21 Mei 2024, polisi berhasil menangkap “yang disangka” sebagai “tersangka” utama sekaligus “mastermind” dari kasus pembunuhan Vina dan Eki Cirebon. Padahal Pegi Setiawan alias Perong ini sudah buron sejak 8 tahun yang lalu. 

Dan anehnya dia ditangkap 13 hari setelah rilis film Vina: Sebelum 7 Hari, pada tanggal 8 Mei 2024, dan setelah kasus ini viral luarbiasa. Apakah harus ada sekuel film kedua Vina dengan judul, “Pegi: Sebelum 14 Hari”? 

Namun bukan soal plothole dari kronologi penangkapan tersangka utama ini yang akan penulis ceritakan, melainkan perihal “sangkanparan” dari kasus viral ini, yakni “arwah (atau bisa pula disebut qorin atau istilah magis lainnya) yang mengungkap kasus pembunuhannya sendiri”.

BACA JUGA:Bansos Buat Stunting Salah Sasaran, Eni Suhaeni : Sepenuhnya dari Bapanas, Dinas Hanya Monitoring Saja

Pertanyaannya, bagaimana cara arwah/qorin berbicara pada kita? Tentu saja menggunakan medium tubuh manusia yang masih hidup untuk dirasuki/disurupi. Lantas siapa pemilik tubuh yang digunakan untuk mediumisasi tersebut? 

Betul, tubuh Linda, sahabat dari almarhumah Vina dan Eki. Kalau penulis boleh meminjam istilah yang digunakan oleh seorang ahli spiritual (Ki Sunarto) yang berbicara perihal kasus Vina ini di sebuah stasiun TV, beliau menggunakan istilah “sigma empathic”.

Pertanyaan berikutnya adalah, apa itu sigma empathic? Dan apakah benar, Linda “tersurupi” Vina/qorinnya karena mengalami fenomena turbulensi psychological-spiritual tersebut?

Secara kategorisasi, penulis menyimpulkan bahwa yang disebut sebagai fenomena kesurupan/kerasukan dapat dibagi menjadi 3 jenis.

BACA JUGA:Turun ke Lapangan, Polres Ciko Edukasi Tentang Bahaya Gizi Buruk

Pertama adalah internalisasi entitas esoterik (gaib) dari luar ke dalam tubuh manusia (fenomena kesurupan sungguhan ini sangat jarang sekali terjadi namun mendapatkan legitimasi religius dari semua Agama), yang kedua adalah trans (trance), sebuah fenomena di mana seorang manusia mendadak berganti kesadaran dengan kesadaran lain yang sifatnya asing (kadang menunjukkan gejala tidak terkendali). 

Fenomena ini biasa penulis sebut sebagai “kesurupan dari dalam”. Karena tubuh kita ini adalah akumulasi jutaan data dan informasi dari leluhur kita secara genealogis, dan kadang data kesadaran dari leluhur kita ini mengganti kesadaran kita pada momentum atau rangsangan psikologis tertentu (switch consciousness).

Dan yang ketiga adalah hysteria, yakni sebuah gangguan mental yang ditandai dengan tingkah laku emosional berlebih karena serangan panik, ketakutan, situasi yang depresional dan kadang juga karena gangguan kepribadian/penikmat kedustaan (diantara dua lainnya fenomena hysteria ini yang paling banyak terjadi dan dilabeli sebagai kesurupan/kerasukan oleh masyarakat kita).

Lalu, apa itu sigma empathic? Secara psikologis, seorang sigma empath adalah pribadi yang sangat dalam memahami orang lain (sampai dia dapat mengetahui apa isi pikiran dan bagaimana perasaan orang lain). Namun secara spiritual, sigma empathic memiliki definisi kebatinan yang jauh lebih dalam. 

Tag
Share