Jumat, 08 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Menengok Pendidikan Kita
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Jumat , 03 May 2024 - 14:51
Ilustrasi--
menengok pendidikan kita oleh: mukhammad alwani* pendidikan merupakan hal sangat penting di era globalisasi ini. bahkan sudah termasuk dalam kebutuhan dasar setiap manusia. karena dengan pendidikan, manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. dalam undang-undang (uu) nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara. baca juga:tegas! maju pilkada, pj kepala daerah harus mundur salah satu dosen pernah berkata, pendidikan itu tidak hanya di bangku sekolah, tetapi bisa di mana saja. namun, berbagai permasalahan sering terjadi menghambat kondisi pendidikan di indonesia, khususnya daerah pedalaman. jadi, seakan pemerintah hanya memfokuskan pendidikan di kota besar. sangat disayangkan jika kita menyadari, bagaimana keadaan pendidikan di daerah pedalaman yang jauh dari kota. seperti kurangnya bangunan sekolah di pedalaman. baca juga:gerindra ajukan pj walikota maju pilwalkot, gus mul tak respon tawaran partai gerindra jika ada, bangunan sudah tua atau mulai hancur, seperti tidak layak digunakan dan membahayakan guru maupun siswanya. menurut pasal 31 uud 1945, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa kecuali. tetapi kenyataannya, masih ada pendidikan di indonesia yang pelayanannya kurang layak. selain faktor tersebut, masih ada faktor lain yang menghambat proses pendidikan. baca juga:siapa yang bakal jadi pj bupati cirebon? dprd tetap mengacu usulan lama secara garis besar, ada tiga faktor utama penghambat kurang berkembangnya kualitas pendidikan yaitu: 1) kurikulum pendidikan. 2) kurangnya tenaga pendidikan berkualitas. 3) pemerataan pendidikan. dapat dikatakan, hampir setiap pergantian menteri pendidikan, akan ada pergantian kurikulum. niat pergantian kurikulum tersebut sebenarnya memang bertujuan baik, yaitu untuk memajukan dunia pendidikan indonesia. tetapi yang terjadi di lapangan malah sebaliknya. ketika menteri pendidikan telah selesai masa jabatannya, maka berhenti pula kurikulumnya. baca juga:apakah imron-ayu pecah? atau tetap satu paket? adu kuat mendapatkan rekom pdi p sehingga tidak terlihat hasil nyata dari penggunaan kurikulum tersebut. selama ini, indonesia sudah berganti kurikulum setidaknya sebanyak 11 kali. kurikulum pertama pada tahun 1947 dinamakan rencana pelajaran. kemudian tahun 1964 masuk kurikulum rencana pendidikan sekolah dasar. kurikulum sekolah dasar di tahun 1968, lanjut kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan 1973. di tahun 1975 indonesia memasuki kurikulum sekolah dasar. kemudian berganti menjadi kurikulum 1984, kurikulum 1994, revisi kurikulum 1994 di tahun 1997, rintisan kurikulum berbasis kompetensi (kbk) di tahun 2004. baca juga:14 hari lagi imron dan ayu lengser, mendagri akan tunjuk pj bupati cirebon lalu dua tahun kemudian (2006), beralih ke kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp), dan terakhir kurikulum 2013. nah, beberapa tahun terakhir ini, sudah berjalan kurikulum merdeka. selain masalah kurikulum, faktor kedua adalah kurangnya tenaga pendidik. di mana masih banyak sekolah yang kekurangan guru, terlebih di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3t). baca juga: pilkada kabupaten cirebon, rekom pdip untuk imron atau ayu? ada juga istilah budaya feodalisme yaitu semua harus terfokus pada tenaga pendidik saja bisa disebut kekuasaan. seperti siswa masih terbelenggu dengan batasan bahwa guru harus selalu didengarkan, karena apa kata guru sudah pasti benar. guru tidak boleh dibantah. begitupun dalam suasana belajarnya, siswa harus duduk manis di kelas, melipat tangannya di atas meja, dan hanya membayangkan apa yang guru informasikan. dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional bangsa ini. baca juga:terikat aturan, asn maju pilkada harus mundur agar pendidikan kita tidak gagap dan gugup dalam menghadapi perkembangan zaman yang serba cepat. pengenalan teknologi kepada seluruh stakeholder seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, sehingga ketika harus dilangsungkan kegiatan pembelajaran secara online, seluruh stakeholder tersebut menjadi terbiasa dan tidak gagap. untuk masyarakat perkotaan, mungkin sudah dapat menguasai teknologi informasi untuk pendidikan dengan cepat. ini karena infrastrukturnya sudah memadai. berbeda dengan masyarakat di daerah pedesaan, di mana infrastruktur teknologi informasi belum maksimal, sehingga banyak kendala dalam penggunaannya. baca juga:gerindra siap usung gus mul di pilkada kota cirebon pemerataan infrastruktur teknologi ini memang harus dilakukan dengan segera. dan dengan dana anggaran yang ada untuk kemajuan pendidikan indonesia. dari tahun ke tahun, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan maju. semua negara bersaing dalam bidang teknologi. karena itu, indonesia juga harus mampu bersaing dengan negara lain. sebuah negara dikatakan maju, bila pendidikan negara tersebut juga maju. lalu bagaimana dengan pendidikan kita di indonesia? siswa indonesia kini, kesadaran dalam kewajiban belajarnya sudah hilang. mereka hanya ingin yang instan, tanpa berusaha gigih. mereka sekarang lebih mengandalkan internet. mereka tergantung dengan internet, hasilnya ketika ujian semester nilai mereka sangat tidak memuaskan. baca juga:4 kali demo, tuntutan warga surakarta cuma satu, kuwu kuryati diberhentikan sungguh pekerjaan rumah besar yang harus diperbaiki oleh orang tua, guru, dan pemerintah jika ingin indonesia tidak tertinggal dengan negara lain (*). *mahasiswa pascasarjana iain syekh nurjati cirebon
1
2
3
4
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 04 Mei 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
7 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
8 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
8 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
8 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
8 jam
Berita Terpopuler
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
8 jam
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
12 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
8 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
12 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
8 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan