Peran Pentahelix Kebencanaan
CIREBON - Persoalan kebencanaan tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD atau pemerintah. Diperlukan peran pentahelix untuk mengingatkan masyarakat agar sadar dan waspada terhadap potensi kebencanaan.
Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang diperingati setiap tanggal 26 April, menjadi momentum bagi pemerintah, baik di tingkat pusat, provinsi, maupun daerah, untuk meningkatkan kesadaran serta kewaspadaan masyarakat terhadap bencana.
Tema yang diusung pada HKB 2024 adalah ‘Siap untuk Selamat, Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat’. Kegiatan ini diperingati dengan cara membunyikan tanda kentongan, sirine, atau lonceng secara serentak pada pukul 10.00 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo SSos MSi, menegaskan bahwa HKB tidak boleh hanya menjadi seremoni belaka. Namun, esensinya harus dilaksanakan dengan baik untuk kepentingan masyarakat.
“Urusan kebencanaan bukan hanya tanggung jawab BPBD atau pemerintah, tetapi peran pentahelix juga sangat penting,” ungkapnya, usai kegiatan peringatan HKB di Kantor BPBD Kota Cirebon.
Ia menambahkan bahwa kebencanaan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya BPBD atau pemerintah. Pentahelix juga memiliki peran penting dalam mengingatkan masyarakat agar sadar dan waspada terhadap potensi kebencanaan.
Dalam kebencanaan, lanjutnya, terdapat tiga fase, yaitu prabencana, saat bencana terjadi, dan setelah bencana. Pada fase pra-bencana, sosialisasi, edukasi, dan kajian kebencanaan dengan publik dilakukan.
Andi menyebut bahwa BPBD Kota Cirebon secara rutin melakukan sosialisasi dan edukasi di semua tingkatan, mulai dari playgroup hingga perguruan tinggi. Meskipun belum merata, namun respons dari masyarakat terhadap program ini cukup baik.
“Upaya mitigasi bencana, sosialisasi, dan edukasi kebencanaan terus dilakukan, baik di masyarakat maupun di lembaga pendidikan, mulai dari playgroup hingga perguruan tinggi,” jelasnya.
Selain itu, dari 22 kelurahan, sudah terbentuk 10 Kelurahan Tanggap Bencana (Katana). Hal ini sebagai upaya serius pemerintah agar masyarakat lebih memahami bagaimana cara menangani bencana.
“Dari 10 kelurahan yang telah terbentuk, prioritas diberikan kepada yang sering mengalami bencana. Tahun 2024 ini, satu lagi kelurahan akan ditambah, yaitu Kelurahan Harjamukti sebagai Kelurahan Tanggap Bencana,” tambahnya.
Andi juga mengapresiasi kecamatan-kecamatan yang telah serius dalam melakukan mitigasi bencana. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan anggaran penanganan bencana melalui musrenbang.
“Karena Kemendagri akan membentuk Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana), di Kota Cirebon tahun ini akan ada dua kecamatan yang akan dikukuhkan, yaitu Kecamatan Lemahwungkuk dan Harjamukti,” tuturnya.
Program Katana dan Kencana akan menjadi fokus utama dalam upaya kesiapsiagaan bencana, karena keduanya memiliki misi yang sama dalam membentuk masyarakat yang lebih terampil dan memahami penanganan bencana.