Omzet Pemilik Pertokoan Siliwangi Turun Drastis Pasca Penutupan Ruas Jalan

Penutupan ruas jalan utama di kawasan Pertokoan Siliwangi berimbas pada penurunan omzet yang sangat signifikan.-Agus Panther/Radar Kuningan-radar cirebon

Sebagai bagian dari penataan pedagang kaki lima (PKL) dan tempat parkir, penutupan jalan utama di kawasan Pertokoan Siliwangi menuai dampak cukup signifikan terhadap perekonomian pedagang ruko setempat, Senin (22/4). Langkah tersebut merupakan bagian dari relokasi tempat parkir dan PKL ke Pusat Jajanan Serba Ada dan Parkir (Puspa) di eks SDN 17 Kuningan, Jabar. 

Pedagang di Pertokoan Siliwangi menyampaikan penurunan drastis omzet mereka sejak penutupan jalan tersebut. Para pedagang menyebut bahwa warga mengeluhkan jarak yang cukup jauh dari lokasi parkir ke pertokoan, menyebabkan sepinya pembeli.

Selain itu, masalah bongkar muat dan pengiriman barang menjadi kendala tambahan yang dihadapi para pedagang akibat penutupan jalan. Toko elektronik dan toko sepeda misalnya, memerlukan akses untuk pengangkutan barang.

Sejumlah pedagang menyatakan kekecewaan mereka terhadap keputusan penutupan jalan tersebut. Salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya mengeluhkan penurunan omzet hingga 80 persen pasca penutupan jalan, terutama karena barang yang dijualnya cenderung berat.

BACA JUGA:Kuningan Berada di Peringkat 25 Jawa Barat, Intens Gali Potensi

Beberapa pedagang juga menyoroti masalah parkir yang cukup jauh dari tempat usaha mereka. Mereka berpendapat bahwa penutupan jalan seharusnya tidak bersifat total, melainkan kendaraan masih diizinkan melewati area tersebut untuk keperluan pengiriman atau pengambilan barang.

"Kalau untuk penataan sih bagus, tapi dampak ke tokonya ya sepi. Biasanya pembeli banyak bahkan kita tidak ada waktu santai, tapi sekarang lihat saja sepi pembeli," kata seorang karyawan Toko Emas Macan, Yudi didampingi karyawan lain Melani dan Hesty. 

Dia mengaku, toko tempatnya bekerja mengalami penurunan omzet hingga 50 persen. "Mungkin banyak konsumen yang enggan berjalan cukup jauh apalagi cuaca panas,” ujarnya.

Seharusnya, Ia berpendapat, mestinya jalur utama tidak ditutup total untuk kendaraan. Sehingga dibiarkan saja bisa melintas hanya untuk bongkar muat barang maupun menurunkan penumpang, dan parkir tidak diperbolehkan.

BACA JUGA:Gedung SDN Tundagan Tidak Layak

Para pegawai toko juga mengungkapkan keprihatinan mereka, akan kemungkinan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) jika situasi ini berlanjut. Mereka merasa khawatir akan keamanan, karena sepi dan gelap saat pulang malam setelah penutupan jalan.

"Kalau mau seperti Malioboro, kan kendaraan masih bisa lewat dan masih ada para pedagang. Ini mah gak ada, kalau sudah tutup toko ya sepi jadinya. Gelap lagi," katanya.

"Kalau begini terus, kita juga khawatir akan terjadi PHK. Biasanya kalau malam kita pulang berani jalan sendiri. Semenjak ditutup, kita gak berani jalan sendirian karena sepi dan gelap,” timpal Melani menambahkan. 

Sebagai usulan, para pedagang dan pegawai toko berharap agar Pemda Kuningan dapat mengkaji ulang kebijakan penutupan Jalan Siliwangi, demi menghindari kerugian yang lebih besar bagi banyak pihak. (ags)

Tag
Share