Kuningan Berada di Peringkat 25 Jawa Barat, Intens Gali Potensi
Kepala Disporapar Kuningan Dr Elon Carlan MPd bersama Kabid Ekraf dan Industri Pariwisata Disporapar Kuningan Dading Fajarudin mencari solusi meningkatkan indeks ekonomi kreatif.-ist-radar cirebon
Indeks ekonomi kreatif Kabupaten Kuningan, Jabar, kini sedang dalam kondisi tidak baik. Bahkan dari 27 kabupaten/kota sewilayah Jabar, Kuningan menempati posisi 25.
Agus Panther, Kuningan
Atas kondisi tersebut, pemerintahan daerah melalui Disporapar Kuningan terus mencari solusi untuk memulihkan peringkat indeks tersebut. Apalagi banyak potensi ekonomi kreatif (ekraf) daerah yang bisa dikembangkan demi kemajuan Kuningan.
“Kebetulan saya baru empat bulan menjabat, dan mempelajari masalah bagaimana menemukan formula solusi yang baik untuk meningkatkan potensi ekraf daerah. Jujur saja, kita indeks ekonomi kreatif tingkat kabupaten kita ada di peringkat 25 se-Jabar,” kata Kabid Ekraf dan Industri Pariwisata Disporapar Kuningan Dading Fajarudin, kemarin (21/4).
BACA JUGA:Gedung SDN Tundagan Tidak Layak
Dia melihat, jika indeks ekonomi kreatif Kabupaten Kuningan kini masih dalam posisi kurang baik. Sehingga harus belajar lebih cepat untuk memulihkan kondisi tersebut agar semakin baik.
“Jadi kita harus tahu, kenapa ini bisa terjadi. Setelah dipelajari, banyak indikator yang membuat ekonomi kreatif kita berada di peringkat kurang baik,” ungkapnya.
Atas kondisi itu, Ia mengaku sudah terjun langsung ke lapangan untuk melihat potensi ekraf di daerah. Ternyata, banyak potensi ekraf di Kuningan yang sudah cukup hebat.
“Saya kira sudah hebat-hebat teman-teman ekraf, kita punya Kang Pupun (Kapten Band), Kang Ence (Artis), Kang Ude fotografer senior, seniman dan tokoh budaya Kang Yusuf Oeblet hingga teman-teman pelukis seni rupa seperti Kang Deni. Saya kira kita mampu, karena memiliki potensi hebat seperti itu, hanya mungkin ekosistem kita belum terbentuk,” ujarnya.
BACA JUGA:PLN UIP JBT dan Kejagung RI Sinergi Awasi Pembangunan Proyek Strategis
Oleh karena itu, Ia berharap, dalam waktu dekat akan mengukuhkan Komite Ekraf. Nantinya, komite itu menjadi mitra pemerintahan ke depan untuk membangun potensi ekraf.
“Sehingga nanti bisa memberikan sumbangsih dalam memberikan ide, gagasan, dan apa yang dibutuhkan demi pengembangan ekraf daerah. Semua unsur ada baik dari akademisi, pelaku seni, budayawan hingga termasuk teman-teman pers,” sebutnya.
Namun sebelum itu, pihaknya akan melakukan pendataan dari potensi-potensi yang ada di lapangan. Sebab data tersebut menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan kebijakan dalam membangun ekraf daerah.
“Kami sekarang sedang memulai pendataan di tingkat bawah. Kita ingin menemukan talenta-talenta ekraf yang ada, karena ekraf itu ada sebanyak 17 subsektor. Pendataan potensi ini sekitar enam bulan, setelah itu kita akan action untuk membuat program kegiatan,” terangnya.