Mapan Spiritual dan Intelektual

Ilustrasi--

Warga madrasah tidak perlu bersusah payah melakukan marketing untuk mengambil hati mereka.

BACA JUGA:Proses Kreatif Siswa Bakal Tampil dalam Gelaran Karya Anak Cirebon, Peringatan Hardiknas Disebar 10 Lokasi

Karena jika warga madrasah sendiri yang mempengaruhi mereka dengan menyebut keunggulan bahkan akreditasi madrasah, mereka akan sulit percaya.

Mereka berpikir itu adalah hal wajar jika seorang pemilik bangga dengan apa yang dimilikinya.

Dengan meningkatkan potensi unggul dan pelayanan pendidikan berkualitas, akan menyadarkan para wali siswa untuk menceritakan hal-hal positif mengenai madrasah. Metodologi ini disebut dengan "gethok tular".

Gethok tular adalah metode paling ampuh untuk menarik hati seseorang. Dengan metode ini, orang-orang akan penasaran mengenai kenyataan sebenarnya di madrasah.

BACA JUGA:Jabatan Kuwu Diperpanjang Jadi 8 Tahun, Mana Aturan Teknisnya? Hingga Sekarang Belum Ada

Mereka akan berpikir dua kali jika tidak mengemban pendidikan formal di madrasah. Karena banyak pernyataan yang menjadi bukti betapa berkualitasnya madrasah.

Dari hal itu bisa disimpulkan, orang-orang akan dengan sendirinya melakukan endorse, karena baiknya impresi yang beliau suguhkan.

Dapat dibuktikan bahwa semua program Anas sangat dikenal, diminati, dan dinikmati banyak orang melalui salah satu metode beliau yaitu gethok tular.

Jadi, madrasah yang sudah dilandasi kekuatan batin berupa imtaq, dan dibangun kualitasnya dengan iptek, adalah madrasah yang mampu menggugah sekitarnya.

BACA JUGA:Masih Menunggu Aturan Teknisnya

Ini bisa memperlihatkan kerja konkret, dan bersaing dalam kompetisi.

Sehingga eksistensi madrasah semakin meningkat dengan landasan spiritualisme kokoh dan intelektualisme yang mapan.

Jika terbentuk aura positif batinnya, maka akan terbentuk pula aura positif dhohirnya. Madrasah juga akan mudah diterima semua kalangan.

Tag
Share