Dua SD Terancam Direlokasi
Ratusan warga Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, unjuk rasa menolak pembangunan hotel yang bakal menggusur dua SD dan satu Madrasah Ibtidaiyah.-ist-radar cirebon
Rencana investor membangun hotel di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mendapat penolakan dari warga setempat. Ratusan warga menggelar unjuk rasa di halaman Balai Desa Linggarjati, Jumat malam (29/3).
Aparat keamanan dari Polsek Cilimus dan Koramil melakukan pengamanan di sekitar lokasi unjuk rasa. Tuntutan warga Linggarjati sudah sangat tegas yakni menolak pembangunan hotel yang lokasinya tak jauh dari Gedung Perundingan Linggarjati. Warga juga khawatir pembangunan hotel akan menggusur dua sekolah dasar negeri yang ada di desa tersebut.
Protes penolakan pembangunan hotel itu dilangsungkan warga usai melaksanakan Salat Tarawih. Para pengunjuk rasa dari berbagai dusun mendatangi Balai Desa Linggarjati dengan berjalan kaki. Warga membentangkan poster bertuliskan penolakan rencana pembangunan hotel bintang tiga milik seorang investor asal Jakarta.
Dalam aksi protes yang berjalan damai tersebut, pengunjuk rasa menilai, pembangunan hotel di dekat Gedung Perundingan Linggarjati dan sampai harus menggusur dua bangunan SD, adalah sebuah kesalahan fatal. Apalagi kabar yang diperoleh warga, calon lokasi sekolah baru berada di desa lain.
BACA JUGA:FIFGROUP Cirebon Imbau Konsumen Tak Alihkan Barang Jaminan
Menurut warga, kedua sekolah itu memiliki kenangan yang sangat tidak bisa dilupakan oleh mereka. Sebab, dulu warga bersekolah di sini dan sekarang anak cucunya juga menuntut ilmu di sekolah tersebut.
"Namun kini harus tergusur hanya demi kepentingan dan ambisi seseorang dengan dalih investasi. Bagaimana mungkin untuk sebuah investasi harus mengorbankan pendidikan. Untuk itu, kami menolak keras rencana pembangunan hotel di wilayah kami," tegas Jaja, seorang warga peserta demo.
Jaja mengaku jika saat ini sudah beredar informasi rencana pembangunan hotel yang akan menghabiskan lahan sekitar 6.000 meter persegi. Tepatnya dari sebelah selatan jalan desa yang berbatasan dengan Gedung Perundingan Linggarjati sampai ke ujung jalan sebelah utara. Dengan cakupan luas lahan yang akan dibangun hotel tersebut, praktis akan berimbas terhadap dua bangunan Sekolah Dasar (SD) dan satu Madrasah di belakangnya.
"Kami mendengar informasi pembangunan hotel ini akan menggusur SDN 1 dan 2 Linggarjati dan satu Madrasah Ibtidaiyah (MI). Yang kami dengar, pihak investor siap untuk merelokasi tiga sekolah ke lahan yang jauh dari pemukiman warga. Langkah ini sudah kacau jika sampai terjadi. Daripada harus menggusur sekolah, kenapa tidak hotelnya saja yang dibangun di sana," ketus Jaja.
BACA JUGA:OSIS Smansa Bagikan Paket Nasi
Akhirnya, aksi unjuk rasa warga ini dilanjut dengan audiensi di dalam aula yang dihadiri Asisten Daerah (Asda) 1 Setda Kuningan Toni Kusumanto, perwakilan Pemerintah Kabupaten Kuningan didampingi Camat Cilimus Cece Hendra Krissianto dan Kades Linggarjati Unang Unarsan juga Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy.
Dalam audiensi tersebut, kembali warga menyampaikan tuntutannya sekaligus mempertanyakan kejelasan rencana pembangunan hotel bintang tiga yang telah meresahkan tersebut.
Asda 1 Setda Kuningan Toni Kusumanto membenarkan adanya pengajuan perizinan investasi hotel bintang tiga di wilayah Linggarjati. Namun pengajuan tersebut masih dalam tahap kajian oleh tim Forum Penataan Ruang Daerah dan belum ada keputusan untuk izin pembangunannya karena masih harus melalui beberapa prosedur dan kajian.
Toni mengatakan, hasil kajian Forum Penataan Ruang Daerah baru sekadar memberikan rekomendasi untuk investor bisa membangun hotel di lokasi tersebut. Artinya, pemerintah daerah belum mengeluarkan izin karena harus melalui banyak tahapan kajian.